Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha
Deskripsi dan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Pembelajaran
merupakan proses yang sengaja dirancang secara sistematis agar peserta didik
dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
tercapai secara optimal. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal tersebut,
maka proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Untuk
mencapai kualitas yang telah dirancang dalam kurikulum, perlu menggunakan
prinsip yang: Berpusat pada peserta didik; Mengembangkan kreativitas peserta
didik; Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; Bermuatan nilai etika,
estetika, logika, dan kinestetika; dan Menyediakan pengalaman belajar yang
beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang
menyenangkan, konstektual, efektif, efisien dan bermakna.
Untuk
menyelenggarakan pembelajaran, ada prinsip-prinsip yang harus diterapkan
(Permendikbud No.22 Tahun 2016), antara lain:
a.
Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b.
Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar berbasis pada aneka sumber
belajar;
c.
Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d.
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
e.
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f.
Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g.
Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h.
Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan
keterampilan mental (soft skills);
i.
Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j.
Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
k.
Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan masyarakat;
l.
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas;
m.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
n.
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Adapun
tujuan pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti antara lain: menumbuh kembangkan
karakter Buddhis melalui latihan pemupukan, pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, dan pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang
agama Buddha sehingga mampu menjadi peserta didik yang terus berkembang
keyakinan, kemoralan dan kebijaksanaannya. Untuk itu, sebelum melaksanakan
pembelajaran ada tahap-tahap yang perlu dilakukan oleh guru pendidikan agama
Buddha, yaitu: Desain pembelajaran dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu
pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran.
Pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Pembelajaran
dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Strategi. Pembelajaran
langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada guru dan harus menjamin
keterlibatan peserta didik. Keuntungan pembelajaran langsung adalah mudah untuk
direncanakan dan digunakan, tetapi memiliki kelemahan dalam mengembangkan
kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan social.
Sedangkan pembelajaran tidak langsung disebut inkuiri, induktif, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dan penemuan yang umumnya berpusat pada peserta didik dan peran guru bergeser
menjadi fasilitator. Dalam pembelajaran tidak langsung menunjukan keterlibatan
peserta didik yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran
inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.
Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Strategi pembelajaran diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusu pembelajaran yang dirumuskan. Tahapan pembelajaran terdiri dari penyiapan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran
didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun beberapa metode
pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran pendidikan agama Buddha
yaitu: Ceramah; Demonstrasi; Diskusi; Simulasi; Tugas dan Resitasi; Tanya
jawab; Kerja kelompok; Problem solving; Sistem regu (team teaching); Latihan
(Drill); Karya wisata (Field trip).
Sebelum melaksanakan
pembelajaran di dalam kelas, guru tentunya sudah memiliki metode yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran juga harus
disesuaikan dengan materi pelajaran. Tidak semua metode pembelajaran sesuai dan
bisa digunakan dalam semua pelajaran.
Strategi menata kelas yang aktif dan dinamis
Dalam rangka
mewujudkan desain belajar peserta didik maka pengaturan ruang kelas dan peserta
didik merupakan tahap penting dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun formasi
yang dapat diterapkan dalam mendesain tempat duduk peserta didik misalnya
dengan formasi huruf U, format lingkaran, susunan Chevron ( huruf V), dan kelas
tradisional. format setting kelas ini dapat berpengaruh pada psikologis peserta
didik dengan menghilangkan rasa minder dan sesama teman selalu terbuka.
Guru sebisa mungkin
memiliki kemampuan untuk menata kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Pengelolaan peserta didik didalam kelas juga akan terbantu dengan
menentukan tatanan tempat duduk peserta didik yang lebih tepat agar peserta didik
dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan dinamis.
Model-model pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Dalam implementasinya, guru dapat menerapkan
berbagai model pembelajaran, antara lain: Discovery learning; Project Based Learning; Problem Based Learning; Pembelajaran Kontekstual; dan Pembelajaran
Inkuiri. Setiap model pembelajaran memiliki tujuan masing-masing
dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Seorang guru harus bisa memahami
kondisi peserta didik dan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tidak
menyimpang dari tujuan pembelajaran, maka model pembelajaran juga harus
sesuaikan.
Langkah Memilih Model Pembelajaran
Pemilihan model
pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem based
learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik, memerlukan analisis yang
cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam
silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut
kategori faktual, konseptual, procedural dan metakognitif
b. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan
kompetensi dasar dari KI-4.
c. Pemilihan ketiga model tersebut
mempertimbangkan sikap yang dikembangkan,
baik sikap religius(KI-1) maupun sikap sosial(KI-2).
Berikut ini adalah
contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan:
Dimensi
Pengetahuan |
Dimensi
Keterampilan |
|
Abstrak |
Konkret |
|
Faktual |
Discovery learning |
Discovery learning |
Konseptual |
Discovery learning |
Discovery learning |
Prosedural |
Discovery learning
problem based learning |
Discovery learning
problem based learning |
Metakognitif |
Discovery learning
projec Based learning
problem Based learning |
Discovery learning
projec Based learning problem Based learning |
Dengan memperhatikan tabel di atas maka antara dimensi pengetahuan dan dimensi keterampilan memiliki model pembelajaran yang berbeda.
Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah dan adanya timbal balik antara pendidik dan peserta didik serta sumber belajar yang direncanakan yang memiliki tujuan tertentu.
FORUM DISKUSI
Setelah
menonton video tentang simulai metode ceramah ada beberapa hal yang akan saya
berikan komentar yaitu:
1.
Melihat penggunaan metode ceramah yang ddigunakan masih
banyak sekali kekurangnnya. Misalnya, guru belum menguasai materi,
penyampaiannya kaku, berbicaranya terbata-bata, kelihatan tidak siap mengajar
dengan metode ceramah. Jika melihat pengertiaanya, metode ceramah menurut Wina Sanjaya (2006: 147) mengemukakan
bahwa “Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa”.
Sedangkan yang terlihat dalam video, penjelasan-penjelasan yang disampaikan
kurang memberikan rasa antusiasme siswa terhadap materi pelajaran yang
disampaikan. Hal tersebut dipertegas dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam
metode ceramah, seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya
(2006: 148) sebagai berikut: (1). materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada
yang dikuasai guru; (2). ceramah
yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme;
(3). guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur
yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan; (4).
melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui
apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
2.
Kelebihan dari metode ceramah sendiri adalah ceramah merupakan metode yang
murah dan mudah, murah maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang
lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak
memerlukan persiapan; ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
3.
Jika
saya diberikan tugas untuk mengajar materi tersebut (rangka dan alat indra
manusia). Pertama saya akan menyiapkan materi ajar dengan menggunakan PPT
(Power Point). Saya akan mencari materi dan bahan semenarik mungkin berkaitan
dengan kerangka manusia dan alat indranya dan memasukkannya ke dalam powert
point dan saya buat tampilannya dengan sederhana tapi menarik. Setelah itu,
saya juga akan menyiapkan video yang menjelaskan tentang rangka manusia dan
alat inderanya dari google, dan tidak lupa tiruan kerangka manusia yang ada di
lab sekolah (jika ada). Menurut saya, metode yang bisa digunakan dalam mengajar
materi tersebut adalah metode ceramah, diskusi dan metode demonstrasi. Jadi
saya akan menggabungkan ketiga metode tersebut dalam menyampaikan materi
pelajaran tentang rangka rangka dan alat indera manusia. Dengan penggabungan
metode tersebut saya pikir pembelajaran akan lebih menarik dan peserta didik
bisa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
4.
Jika
saya mengajar materi seperti tersebut di atas, setelah masuk kedalam kelas,
langkah-langkah yang saya lakukan adalah :
a.
Mengawali
pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu, dipimpin oleh ketua kelas.
b.
Setelah
berdoa, saya akan mengajak anak-anak untuk duduk dengan hening terlebih dahulu
sebelum dimulainya pelajaran satu sampai dua menit duduk hening.
c.
Sebagai
pembuka, saya akan melakukan apersepsi terlebih daluhu kepada siswa
d.
Setelah
itu dilanjutkan dengan penyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan
e.
Selanjutnya
saya akan mulai dengan menyampaikan materi tentang rangka dan alat indera
manusia dengan menggunakan media power point dan alat peraga yang sudah saya
siapkan
f.
Melakukan
diskusi (tanya jawab) dan mengajak siswa untuk bisa menunjukkan rangka dan alat
indera menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan
g.
Setelah
anak mengerti dan paham terhadap materi pelajaran, pembelajaran akan ditutup
dengan tanya jawab kembali untuk mengingatkan siswa tentang materi yang sudah
dipelajarinya.
h.
Pembelajaran
diakhiri dengan doa penutup dan duduk hening sejenak. Yang dipimpin oleh ketua
kelasnya.
Ada beberaa hal yang perlu diperdalam dan dikaji lebih detail:
- apakah metode ceramah harus dihindari dalam pembelajaran K-13?
- kalau mau pakai metode ceramah, kapan yang tepat dan berapa
persen pelaksanaannya dalam satu semester?
- sebagian mengungkapkan solusi metode ceramah ttg materi
Kerangka dengan metode demonstrasi ditambah dengan tanya jawab dll, apa
keungguan dari metode tersebut? adakah kelemahannya?
Terima
kasih bapak atas pertanyaannya,
Apakah
metode ceramah harus dihindari dalam pembelajaran K-13? Menurut saya, metode
ceramah tidak harus di hindari dalam pembelajaran K-13. Hanya perlu dikurang
saja porsinya, diseimbangkan dengan materi-materi yang ada serta
dikolaborasikan dengan metode-metode yang lain agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lebih baik. Intinya pembelajaran yang berlangsung lebih pada
student center dan bukan teacher senter (pembelajaran berpusat pada peserta
didik dan bukan kepada pendidik).
Metode
ceramah lebih tepat digunakan pada awal penyampaian materi pembelajaran dan
akhir pembelajaran. Awal pembelajaran guru perlu mengarahkan dan memberitahu
tujuan dari materi pelajaran yang akan dicapai, sedangkan ketika di akhir guru
memberikan penguatan kepada peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
Untuk persentasenya saya belum bisa memberikan jawaban tepatnya, karena yang
saya ajar sekarang pada level dasar (tingkat sekolah dasar) yang mana anak-anak
masih sangat perlu membutuhkan pendekatan yang lebih kontruktif. Untuk
persentasenya menurut saya masih kisaran 40%-50% menggunakan metode ceramah.
Itupun dipadukan dengan metode siskusi, tanya jawab, dan demonstrasi.
Kelebihan
metode tanya jawab yaitu 1). Pertanyaan dapat menarik dan
memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang
ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang rasa kantuknya; 2). Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan. 3). Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat. Secara umum kelemahan metode tanya jawab adalah
kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi dengan tanya
jawab, jawaban siswa belum tentu tepat. Dan lagi-lagi ini tergantung dari
gurunya yang memimpin jalannya tanya jawab.
Untuk metode demonstrasi beberapa kelebihannya yaitu 1). Terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari, karena peserta didik disuruh langsung memerhatikan pelajaran
yang dijelaskan; 2). Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta
didik tidak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi; 3). Dengan cara mengamati secara langsung siswa
akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan
demikian diharapkan pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bermakna.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1). Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi; 2). Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai; 3). Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
DISKUSI
LMS
Setelah melihat video penerapan model
pembelajaran kontekstual di atas secara umum sudah memenuhi ciri-ciri dari
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pembelajaran
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah kosep belajar yang
membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain:
1.
Adanya
kerjasama antar semua pihak
2.
Menekankan
pentingnya pemecahan masalah;
3.
Bermuara
pada keragama konteks kehidupan peserta didik yang berbeda-beda;
4.
Saling
menungjang;
5.
Menyenangkan,
tidak membosankan;
6.
Belajar
dengan gairah;
7.
Pembelajaran
terintegrasi;
8.
Menggunakan
berbagai sumber;
9.
Peserta
didik lebih aktif
10. Sharing dengan teman sekelasnya;
11. Peserta didik kritis, guru kreatif;
12. Dinding kelas penuh dengan hasil karya peserta
didik.
Menurut saya Buddha Gautama sangat banyak
memiliki kelebihan dalam mengajarkan Dhamma kepada murid-muridnya. Salah
satunya yang paling terkenal adalah beliau menguasai berbagai macam teknik dan
tau betul kondisi siswanya yang akan diberikan dhamma, sehingga dapat mencapai
pencerahan. Jadi buddha tidak pernah salah dalam mengajar. Untuk metode,
sebenarnya semua metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Jadi menurut saya
metode yang paling sesuai untuk materi pembelajaran tertentu. Karena satu
metode cocok untuk materi tertentu, belum tentu cocok untuk materi yang lain.
Materi pokok yang sesuai dengan menggunakan
metode ceramah adalah menjelaskan tentang Sigalovada Sutta. Karena guru perlu
memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih lugas dan tegas mengenai
makna-makna yang terkandung dalam Sigalovada Sutta. Peserta didik jangan sampai
salah dalam memaknainya.
Materi Pendidikan Agama Buddha yang cocok dengan
pembelajaran kontekstual adalah tentang Meditasi (Samadhi). Karena materi ini
bisa langsung diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran saat itu juga dan juga
peserta didik bisa melakukannya dirumah masing-masing. Jadi setelah memberikan
sedikit teori tentang meditasi guru bisa langsung mengajak peserta didik untuk
bersama-sama berlatih meditasi. peserta didik bisa langsung dibimbing mulai
dari cara-cara meditas, syarat dalam bermeditasi, posisi dalam bermeditasi,
ringtangan meditasi, dan tahapan-tahapan saat bermeditasi bisa langsung
dipraktikkan oleh guru dan siswa. Dengan begitu pembelajaran tidak hanya
membicarakan teori dari teks dalam buku tapi anak-anak langsung dihadapkan pada
konteksnya dan hambatan yang muncul dalam meditasi.
Model dan metode yang sering saya gunakan dalam
pembelajaran selama ini adalah model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL). Tidak ketinggalan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
alasanya karena saya mengajar pada jenjang tingkat sekolah dasar, jadi peserta
didik masih harus dibangun keyakinannya terhadap ajaran Buddha. karena latar
belakang peserta didik yang sangat beragam dan kurangnya pemahaman agama Buddha
dari orang tuanya. Jadi, anak belajar agama Buddha hanya di sekolah dan orang
tuanya terkadang kurang memiliki perhatian terhadap agama buddha. jadi guru
memiliki tantangan dalam membelajarkan peserta didik. Dengan menggunakan
beberapa metode tersebut di atas kiranya dapat memberikan pembelajaran Agama
Buddha yang lebih bermakna kepada peserta didik. Demikian alasanya. Terima
kasih.
LANJUTAN DISKUSI
apa makna/definisi istilah-istilah tersebut?
Maksud dari istilah blended learning adalah Blended
learning adalah kombinasi instruksi dari dua model pengajaran dan pembelajaran
yang terpisah secara historis: sistem pembelajaran F2F tradisional dan sistem
pembelajaran terdistribusi.
Flipped learning adalah pembelajaran yang
menggabungkan pertemuan di kelas dengan pembelajaran secara online.
Pada flipped learning hal-hal yang biasa dilakukan didalam kelas
seperti menjelaskan materi, memberikan tugas, latihan dan tugas rumah di
pindahkan menjadi pembelajaran online.
Contoh synchronous e-learning adalah percakapan
online dan konferensi video. Alat pembelajaran digunakan secara real-time,
seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan guru untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam waktu yang bersamaan).
Asynchronous learning di sisi lain dapat dilakukan bahkan
ketika peserta didik atau pengajar sedang offline. Kursus dan komunikasi yang
disampaikan melalui email dan pesan yang diposting di forum komunitas adalah
contoh sempurna dari asynchronous learning.
medianya pakai apa?
Media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah berbasis
pada komputer (computer based) dan jaringan internet.
Dalam situasi apa digunakan secara efektif? Sebenernya pola-pola
pembelajaran tersebut dapat digunakan ketika lingkungan, kondisi, dan
aspek-aspek yang dibutuhkan mendukung. Ya seperti kondisi sekarang ini, pola
pembelajaran seperti yang sudah diterangkan diatas sangat mungkin dilakukan.
SOAL TES FORMATIF
1.
Jelaskan
perbedaan model pembelajaran, stratege pembelajaran, metode pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran!
a.
model
pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang tergambar dan
tersusun dari awal sampe akhir yang dilaksanakan secara khas Model
pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar
b.
stratege
pembelajaran adalah Jadi
definisi strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran di dalamnya mencakup pendekatan,
model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik
c.
metode
pembelajaran, metode pembelajaran adalah
suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau guru.
d.
pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
e.
teknik pembelajaran, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik
f.
taktik
pembelajaran adalah Sementara taktik pembelajaran merupakan
gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya
2.
teacher
center dan student center
Teacher Centered Learning. Pada
pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih banyak melakukan
kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing), siswa
sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya. Guru
menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi
satu-satunya sumber ilmu. Sedangkan
Student Centered
Learning Pada
pembelajaran ini, yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong
siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan
perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif,
berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar.
Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya
adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun
pemahaman (construcivism approach).
3.
Pembelajaran
kontekstual dan konvensional
Salah satu
perbedaan yang menonjol dari kedua pendekatan ini adalah di dalam pembelajaran
kontekstual siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sedangkan
dalam pembelajaran konvensional siswa adalah penerima informasi secara pasif.
Pembelajaran
kontekstual berbasis pada siswa (student centered) sedangkan
pembelajaran konvensional berbasis pada guru (teacher centered).
Dalam
pembelajaran kontekstual siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok,
diskusi, saling mengoreksi; sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa
belajar secara individual.
Pembelajaran
kontekstual mengaitkan materi yang disampikan dengan kehidupan nyata dan atau
disimulasikan dengan kehidupan nyata, sedangkan pembelajaran konvensional
sangat abstrak dan teoretis.
4.
Kata
kunci yang merujuk pada pembelajaran K-13
5.
Sincronus
learning dan asincronus learning
Contoh synchronous e-learning adalah
percakapan online dan konferensi video. Alat pembelajaran digunakan secara
real-time, seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan guru untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam waktu yang
bersamaan).
Asynchronous
learning di
sisi lain dapat dilakukan bahkan ketika peserta didik atau pengajar sedang
offline. Kursus dan komunikasi yang disampaikan melalui email dan pesan yang diposting
di forum komunitas adalah contoh sempurna dari asynchronous learning.
6.
Problem
based learning dan project based learning
b. Project
Based Learning
Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning atau PjBL)) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai 30
dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
c. Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata
dalam kehidupan sehari- hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning (PBL)
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang
harus dipecahkan.
Tes Akhir
Modul Strategi Pembelajaran
1. Perhatikan
metode pembelajaran berikut ini!
1. Sosio drama
2. Role playing
3. Per teaching
4. Simulasi game
Yang termasuk dalam
metode pembelajaran simulasi adalah ….
a. 1,2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. 1,2,3 dan 4
2. Model Discovery
Learning bertujuan untuk ….
a. Melatih siswa
berkolaborasi degan siswa lainnya
b. Melatih siswa
berkompetisi dengan siswa lainnya
c. Melatih siswa
menyelesaikan suatu tugas secara tepat waktu
d.
Melatih siswa untuk
membangun konsep atau pengetahuan sendiri
e. Melatih siswa untuk melakukan kegiatan secara terstruktur.
3. Model
pembelajaran yang menyajikan berbaga permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari peseta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta
didik untuk belajar adalah …
a. Objek based
learning
b. Discovery
learning
c.
Problem based learning
d. Pembelajaran
inkuiri
e. Pembelajaran kontekstual
4.
Dalam pemilihan model pembelajaran memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Karakteristik
pengetahuan
2. Karakteristik
siswa
3. Kerakteristik
keterampilan
4. Karakteristik
guru
Pernyataan yang tepat adalah ….
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 4 saja
d. 2 dan 4
e. 1, 2, 3 dan 4
5. Komponen yang
harus termuat dalam penyusunan rencana pembelajaran yaitu ….
a. Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kisi-kisi
soal, penilaian alokasi waktu, sumber belajar
b.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar
c.
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber
belajar.
d.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar
e. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar , materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, kunci jawaban, alokasi waktu, dan sumber belajar
6. Perhatikan
pernyataan-pernyataan berikut !
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Fleksibel
4. Memadai
Yang termasuk prinsip dalam pengembangan silabus adalah ….
a. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. 1,2,3 dan 4
7. Meyajikan
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; meyusun laporan tertulis; dan
meyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan merupakan
bentuk-bentuk kegiatan ….
a. Mengamati
b. Menanya
c.
Mengkomunikasikan
d. Menganalisis
e. Mengumpulkan data
8. Peserta didk
mencari data dan informasi dengan
membuat catatan penting tetang perayaan Hari Waisak dan maknanya, merupakan
contoh kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap …
a.
Menanya
b.
Menganalisis
c.
Mengkomunikasikan
d.
Mengumpulkan data
e. Mengamati
9. Peserta didik
merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi
yang telah dikumpulkan, merupakan contoh kegiatan dalam tahap ….
a. Mangamati
b. mengkomunikasikan
c. Mengasosiasikan
d. Mengumpulkan
data
e. Menanya
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan
berikut!
1. Tidak semua
topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis
saja yang dapat didiskusikan.
2. Diskusi yang
medalam memerlukan banyak waktu.
3. Sulit untuk
menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4. Pembicaraan
dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berana dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk
berbicara.
Yang merupakan kelemahan dari metode diskusi adalah …..
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e.
1, 2 , 3 dan 4
AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
BalasHapusgampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)
WA;+855969190856