Rabu, 03 Februari 2021

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha

Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha

Deskripsi dan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang secara sistematis agar peserta didik dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal tersebut, maka proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam kurikulum, perlu menggunakan prinsip yang: Berpusat pada peserta didik; Mengembangkan kreativitas peserta didik; Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; Bermuatan nilai etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, konstektual, efektif, efisien dan bermakna.

Untuk menyelenggarakan pembelajaran, ada prinsip-prinsip yang harus diterapkan (Permendikbud No.22 Tahun 2016), antara lain:

a.     Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;

b.     Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar berbasis pada aneka sumber belajar;

c.     Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

d.     Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

e.     Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

f.      Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

g.     Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

h.     Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan mental (soft skills);

i.      Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j.      Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

k.     Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan masyarakat;

l.      Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas;

m.   Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

n.     Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Adapun tujuan pendidikan agama Buddha dan Budi Pekerti antara lain: menumbuh kembangkan karakter Buddhis melalui latihan pemupukan, pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Buddha sehingga mampu menjadi peserta didik yang terus berkembang keyakinan, kemoralan dan kebijaksanaannya. Untuk itu, sebelum melaksanakan pembelajaran ada tahap-tahap yang perlu dilakukan oleh guru pendidikan agama Buddha, yaitu: Desain pembelajaran dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Pembelajaran langsung dan tidak langsung.

Pembelajaran dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Strategi. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada guru dan harus menjamin keterlibatan peserta didik. Keuntungan pembelajaran langsung adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, tetapi memiliki kelemahan dalam mengembangkan kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan social. Sedangkan pembelajaran tidak langsung disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan yang umumnya berpusat  pada peserta didik dan peran guru bergeser menjadi fasilitator. Dalam pembelajaran tidak langsung menunjukan keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.

Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.

Strategi pembelajaran diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusu pembelajaran yang dirumuskan. Tahapan pembelajaran terdiri dari penyiapan perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran pendidikan agama Buddha yaitu: Ceramah; Demonstrasi; Diskusi; Simulasi; Tugas dan Resitasi; Tanya jawab; Kerja kelompok; Problem solving; Sistem regu (team teaching); Latihan (Drill); Karya wisata (Field trip).

Sebelum melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, guru tentunya sudah memiliki metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Tidak semua metode pembelajaran sesuai dan bisa digunakan dalam semua pelajaran.

Strategi menata kelas yang aktif dan dinamis

Dalam rangka mewujudkan desain belajar peserta didik maka pengaturan ruang kelas dan peserta didik merupakan tahap penting dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun formasi yang dapat diterapkan dalam mendesain tempat duduk peserta didik misalnya dengan formasi huruf U, format lingkaran, susunan Chevron ( huruf V), dan kelas tradisional. format setting kelas ini dapat berpengaruh pada psikologis peserta didik dengan menghilangkan rasa minder dan sesama teman selalu terbuka.

Guru sebisa mungkin memiliki kemampuan untuk menata kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pengelolaan peserta didik didalam kelas juga akan terbantu dengan menentukan tatanan tempat duduk peserta didik yang lebih tepat agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan dinamis.

Model-model pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Dalam  implementasinya, guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, antara lain: Discovery learning; Project Based Learning; Problem Based Learning; Pembelajaran Kontekstual; dan Pembelajaran Inkuiri. Setiap model pembelajaran memiliki tujuan masing-masing dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Seorang guru harus bisa memahami kondisi peserta didik dan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran, maka model pembelajaran juga harus sesuaikan.

Langkah Memilih Model Pembelajaran

Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik, memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a.       Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual, konseptual, procedural dan metakognitif

b.       Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-4.

c.       Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan, baik sikap religius(KI-1) maupun sikap sosial(KI-2).

Berikut ini adalah contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan:

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Abstrak

Konkret

Faktual

Discovery learning

Discovery learning

Konseptual

Discovery learning

Discovery learning

Prosedural

Discovery learning problem based learning

Discovery learning problem based learning

Metakognitif

Discovery learning projec

Based learning problem

Based learning

Discovery learning projec

Based learning problem

Based learning

Dengan memperhatikan tabel di atas maka antara dimensi pengetahuan dan dimensi keterampilan memiliki model pembelajaran yang berbeda. 

Pembelajaran adalah proses interaksi dua arah dan adanya timbal balik antara pendidik dan peserta didik serta sumber belajar yang direncanakan yang memiliki tujuan tertentu.

FORUM DISKUSI

Setelah menonton video tentang simulai metode ceramah ada beberapa hal yang akan saya berikan komentar yaitu:

1.     Melihat penggunaan metode ceramah yang ddigunakan masih banyak sekali kekurangnnya. Misalnya, guru belum menguasai materi, penyampaiannya kaku, berbicaranya terbata-bata, kelihatan tidak siap mengajar dengan metode ceramah. Jika melihat pengertiaanya, metode ceramah menurut Wina Sanjaya (2006: 147) mengemukakan bahwa “Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa”. Sedangkan yang terlihat dalam video, penjelasan-penjelasan yang disampaikan kurang memberikan rasa antusiasme siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Hal tersebut dipertegas dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam metode ceramah, seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006: 148) sebagai berikut: (1). materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada yang dikuasai guru; (2). ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme; (3). guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan; (4). melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

2.     Kelebihan dari metode ceramah sendiri adalah ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, murah maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak memerlukan persiapan; ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.

3.     Jika saya diberikan tugas untuk mengajar materi tersebut (rangka dan alat indra manusia). Pertama saya akan menyiapkan materi ajar dengan menggunakan PPT (Power Point). Saya akan mencari materi dan bahan semenarik mungkin berkaitan dengan kerangka manusia dan alat indranya dan memasukkannya ke dalam powert point dan saya buat tampilannya dengan sederhana tapi menarik. Setelah itu, saya juga akan menyiapkan video yang menjelaskan tentang rangka manusia dan alat inderanya dari google, dan tidak lupa tiruan kerangka manusia yang ada di lab sekolah (jika ada). Menurut saya, metode yang bisa digunakan dalam mengajar materi tersebut adalah metode ceramah, diskusi dan metode demonstrasi. Jadi saya akan menggabungkan ketiga metode tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran tentang rangka rangka dan alat indera manusia. Dengan penggabungan metode tersebut saya pikir pembelajaran akan lebih menarik dan peserta didik bisa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

4.     Jika saya mengajar materi seperti tersebut di atas, setelah masuk kedalam kelas, langkah-langkah yang saya lakukan adalah :

a.     Mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu, dipimpin oleh ketua kelas.

b.     Setelah berdoa, saya akan mengajak anak-anak untuk duduk dengan hening terlebih dahulu sebelum dimulainya pelajaran satu sampai dua menit duduk hening.

c.     Sebagai pembuka, saya akan melakukan apersepsi terlebih daluhu kepada siswa

d.     Setelah itu dilanjutkan dengan penyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan

e.     Selanjutnya saya akan mulai dengan menyampaikan materi tentang rangka dan alat indera manusia dengan menggunakan media power point dan alat peraga yang sudah saya siapkan

f.      Melakukan diskusi (tanya jawab) dan mengajak siswa untuk bisa menunjukkan rangka dan alat indera menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan

g.     Setelah anak mengerti dan paham terhadap materi pelajaran, pembelajaran akan ditutup dengan tanya jawab kembali untuk mengingatkan siswa tentang materi yang sudah dipelajarinya.

h.     Pembelajaran diakhiri dengan doa penutup dan duduk hening sejenak. Yang dipimpin oleh ketua kelasnya.

 

Ada beberaa hal yang perlu diperdalam dan dikaji lebih detail:

- apakah metode ceramah harus dihindari dalam pembelajaran K-13?

- kalau mau pakai metode ceramah, kapan yang tepat dan berapa persen pelaksanaannya dalam satu semester?

- sebagian mengungkapkan solusi metode ceramah ttg materi Kerangka dengan metode demonstrasi ditambah dengan tanya jawab dll, apa keungguan dari metode tersebut? adakah kelemahannya?

Terima kasih bapak atas pertanyaannya,

Apakah metode ceramah harus dihindari dalam pembelajaran K-13? Menurut saya, metode ceramah tidak harus di hindari dalam pembelajaran K-13. Hanya perlu dikurang saja porsinya, diseimbangkan dengan materi-materi yang ada serta dikolaborasikan dengan metode-metode yang lain agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik. Intinya pembelajaran yang berlangsung lebih pada student center dan bukan teacher senter (pembelajaran berpusat pada peserta didik dan bukan kepada pendidik).

Metode ceramah lebih tepat digunakan pada awal penyampaian materi pembelajaran dan akhir pembelajaran. Awal pembelajaran guru perlu mengarahkan dan memberitahu tujuan dari materi pelajaran yang akan dicapai, sedangkan ketika di akhir guru memberikan penguatan kepada peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Untuk persentasenya saya belum bisa memberikan jawaban tepatnya, karena yang saya ajar sekarang pada level dasar (tingkat sekolah dasar) yang mana anak-anak masih sangat perlu membutuhkan pendekatan yang lebih kontruktif. Untuk persentasenya menurut saya masih kisaran 40%-50% menggunakan metode ceramah. Itupun dipadukan dengan metode siskusi, tanya jawab, dan demonstrasi.

Kelebihan metode tanya jawab yaitu 1). Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang rasa kantuknya; 2). Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. 3). Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Secara umum kelemahan metode tanya jawab adalah kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi dengan tanya jawab, jawaban siswa belum tentu tepat. Dan lagi-lagi ini tergantung dari gurunya yang memimpin jalannya tanya jawab.

Untuk metode demonstrasi beberapa kelebihannya yaitu 1). Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, karena peserta didik disuruh langsung memerhatikan pelajaran yang dijelaskan; 2). Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik  tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi; 3). Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian diharapkan pembelajaran yang dialami peserta didik lebih bermakna.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1). Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi; 2). Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai; 3). Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

DISKUSI LMS

Setelah melihat video penerapan model pembelajaran kontekstual di atas secara umum sudah memenuhi ciri-ciri dari pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah kosep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain:

1.     Adanya kerjasama antar semua pihak

2.     Menekankan pentingnya pemecahan masalah;

3.     Bermuara pada keragama konteks kehidupan peserta didik yang berbeda-beda;

4.     Saling menungjang;

5.     Menyenangkan, tidak membosankan;

6.     Belajar dengan gairah;

7.     Pembelajaran terintegrasi;

8.     Menggunakan berbagai sumber;

9.     Peserta didik lebih aktif

10.  Sharing dengan teman sekelasnya;

11.  Peserta didik kritis, guru kreatif;

12.  Dinding kelas penuh dengan hasil karya peserta didik.

 

Menurut saya Buddha Gautama sangat banyak memiliki kelebihan dalam mengajarkan Dhamma kepada murid-muridnya. Salah satunya yang paling terkenal adalah beliau menguasai berbagai macam teknik dan tau betul kondisi siswanya yang akan diberikan dhamma, sehingga dapat mencapai pencerahan. Jadi buddha tidak pernah salah dalam mengajar. Untuk metode, sebenarnya semua metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Jadi menurut saya metode yang paling sesuai untuk materi pembelajaran tertentu. Karena satu metode cocok untuk materi tertentu, belum tentu cocok untuk materi yang lain.

Materi pokok yang sesuai dengan menggunakan metode ceramah adalah menjelaskan tentang Sigalovada Sutta. Karena guru perlu memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih lugas dan tegas mengenai makna-makna yang terkandung dalam Sigalovada Sutta. Peserta didik jangan sampai salah dalam memaknainya.

 

Materi Pendidikan Agama Buddha yang cocok dengan pembelajaran kontekstual adalah tentang Meditasi (Samadhi). Karena materi ini bisa langsung diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran saat itu juga dan juga peserta didik bisa melakukannya dirumah masing-masing. Jadi setelah memberikan sedikit teori tentang meditasi guru bisa langsung mengajak peserta didik untuk bersama-sama berlatih meditasi. peserta didik bisa langsung dibimbing mulai dari cara-cara meditas, syarat dalam bermeditasi, posisi dalam bermeditasi, ringtangan meditasi, dan tahapan-tahapan saat bermeditasi bisa langsung dipraktikkan oleh guru dan siswa. Dengan begitu pembelajaran tidak hanya membicarakan teori dari teks dalam buku tapi anak-anak langsung dihadapkan pada konteksnya dan hambatan yang muncul dalam meditasi.

Model dan metode yang sering saya gunakan dalam pembelajaran selama ini adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Tidak ketinggalan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. alasanya karena saya mengajar pada jenjang tingkat sekolah dasar, jadi peserta didik masih harus dibangun keyakinannya terhadap ajaran Buddha. karena latar belakang peserta didik yang sangat beragam dan kurangnya pemahaman agama Buddha dari orang tuanya. Jadi, anak belajar agama Buddha hanya di sekolah dan orang tuanya terkadang kurang memiliki perhatian terhadap agama buddha. jadi guru memiliki tantangan dalam membelajarkan peserta didik. Dengan menggunakan beberapa metode tersebut di atas kiranya dapat memberikan pembelajaran Agama Buddha yang lebih bermakna kepada peserta didik. Demikian alasanya. Terima kasih.

 

LANJUTAN DISKUSI

apa makna/definisi istilah-istilah tersebut?

Maksud dari istilah blended learning adalah Blended learning adalah kombinasi instruksi dari dua model pengajaran dan pembelajaran yang terpisah secara historis: sistem pembelajaran F2F tradisional dan sistem pembelajaran terdistribusi.

Flipped learning adalah pembelajaran yang menggabungkan pertemuan di kelas dengan pembelajaran secara online. Pada flipped learning hal-hal yang biasa dilakukan didalam kelas seperti menjelaskan materi, memberikan tugas, latihan dan tugas rumah di pindahkan menjadi pembelajaran online.

Contoh synchronous e-learning adalah percakapan online dan konferensi video. Alat pembelajaran digunakan secara real-time, seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam waktu yang bersamaan).

Asynchronous learning di sisi lain dapat dilakukan bahkan ketika peserta didik atau pengajar sedang offline. Kursus dan komunikasi yang disampaikan melalui email dan pesan yang diposting di forum komunitas adalah contoh sempurna dari asynchronous learning.

medianya pakai apa?

Media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah berbasis pada komputer (computer based) dan jaringan internet.

Dalam situasi apa digunakan secara efektif? Sebenernya pola-pola pembelajaran tersebut dapat digunakan ketika lingkungan, kondisi, dan aspek-aspek yang dibutuhkan mendukung. Ya seperti kondisi sekarang ini, pola pembelajaran seperti yang sudah diterangkan diatas sangat mungkin dilakukan.

 SOAL TES FORMATIF

1.   Jelaskan perbedaan model pembelajaran, stratege pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran!

 

a.    model pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang tergambar dan tersusun dari awal sampe akhir yang dilaksanakan secara khas Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar

b.   stratege pembelajaran adalah Jadi definisi strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran di dalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik

c.    metode pembelajaran, metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau guru.

d.   pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu

e.    teknik pembelajaran, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik

f.     taktik pembelajaran adalah Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya

2.   teacher center dan student center

Teacher Centered Learning. Pada pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing), siswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Sedangkan

Student Centered Learning Pada pembelajaran ini,  yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism approach).

 

3.   Pembelajaran kontekstual dan konvensional

Salah satu perbedaan yang menonjol dari kedua pendekatan ini adalah di dalam pembelajaran kontekstual siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa adalah penerima informasi secara pasif.

Pembelajaran kontekstual berbasis pada siswa (student centered) sedangkan pembelajaran konvensional berbasis pada guru (teacher centered).

Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi; sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa belajar secara individual.

Pembelajaran kontekstual mengaitkan materi yang disampikan dengan kehidupan nyata dan atau disimulasikan dengan kehidupan nyata, sedangkan pembelajaran konvensional sangat abstrak dan teoretis.

 

4.   Kata kunci yang merujuk pada pembelajaran K-13

 

5.   Sincronus learning dan asincronus learning

Contoh synchronous e-learning adalah percakapan online dan konferensi video. Alat pembelajaran digunakan secara real-time, seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam waktu yang bersamaan).

 

Asynchronous learning di sisi lain dapat dilakukan bahkan ketika peserta didik atau pengajar sedang offline. Kursus dan komunikasi yang disampaikan melalui email dan pesan yang diposting di forum komunitas adalah contoh sempurna dari asynchronous learning.

6.   Problem based learning dan project based learning

b. Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning atau PjBL)) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai 30

 

dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

c. Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari- hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning (PBL) menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.



Tes Akhir Modul Strategi Pembelajaran

1.       Perhatikan metode pembelajaran berikut ini!

1.       Sosio drama

2.       Role playing

3.       Per teaching

4.       Simulasi game

Yang termasuk dalam metode pembelajaran simulasi adalah ….

a.       1,2 dan 3

b.      1 dan 3

c.       2 dan 4

d.      4 saja

e.       1,2,3 dan 4

2.       Model Discovery Learning bertujuan untuk ….

a.       Melatih siswa berkolaborasi degan siswa lainnya

b.      Melatih siswa berkompetisi dengan siswa lainnya

c.       Melatih siswa menyelesaikan suatu tugas secara tepat waktu

d.      Melatih siswa untuk membangun konsep atau pengetahuan sendiri

e.       Melatih siswa untuk melakukan kegiatan secara terstruktur.

3.       Model pembelajaran yang menyajikan berbaga permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peseta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar adalah …

a.       Objek based learning

b.      Discovery learning

c.       Problem based learning

d.      Pembelajaran inkuiri

e.       Pembelajaran kontekstual

4.       Dalam pemilihan model pembelajaran memperhatikan hal-hal berikut :

1.       Karakteristik pengetahuan

2.       Karakteristik siswa

3.       Kerakteristik keterampilan

4.       Karakteristik guru

Pernyataan yang tepat adalah ….

a.       1, 2 dan 3                        

b.      1 dan 3

c.       4 saja   

d.      2 dan 4

e.       1, 2, 3 dan 4

5.       Komponen yang harus termuat dalam penyusunan rencana pembelajaran yaitu ….

a.       Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian alokasi waktu, sumber belajar

b.      Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

c.       Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar.

d.      Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kisi-kisi soal, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar

e.       Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar , materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, kunci jawaban, alokasi waktu, dan sumber belajar

6.       Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !

1.       Ilmiah

2.       Relevan

3.       Fleksibel

4.       Memadai

Yang termasuk prinsip dalam pengembangan silabus adalah ….

a.       1, 2 dan 3                        

b.      1 dan 3

c.       2 dan 4

d.      4 saja

e.       1,2,3 dan 4

7.       Meyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; meyusun laporan tertulis; dan meyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan merupakan bentuk-bentuk kegiatan ….

a.       Mengamati                     

b.      Menanya

c.       Mengkomunikasikan

d.      Menganalisis  

e.       Mengumpulkan data

8.       Peserta didk mencari data dan informasi  dengan membuat catatan penting tetang perayaan Hari Waisak dan maknanya, merupakan contoh kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap …

a.       Menanya                         

b.      Menganalisis

c.       Mengkomunikasikan

d.      Mengumpulkan data

e.       Mengamati

9.       Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan, merupakan contoh kegiatan dalam tahap ….

a.       Mangamati                                    

b.      mengkomunikasikan     

c.       Mengasosiasikan

d.      Mengumpulkan data    

e.       Menanya

10.   Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1.       Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

2.       Diskusi yang medalam memerlukan banyak waktu.

3.       Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.

4.       Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berana dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.

Yang merupakan kelemahan dari metode diskusi adalah …..

a.       1, 2, dan 3                       

b.      1 dan 3

c.       2 dan 4

d.      4 saja

e.       1, 2 , 3 dan 4

1 komentar:

  1. AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
    gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
    ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)
    WA;+855969190856

    BalasHapus