Senin, 30 Agustus 2021
Lirik Lagu Dana Paramitha
Dasa Paramita 1
Selasa, 24 Agustus 2021
Hukum Tertib Semesta
Kegiatan Belajar 7
Hukum Tertib Semesta
Lima Hukum Tertib Semesta
Dalam kitab Niyama-dipani tertulis, ia yang menjadi sempurna oleh
hukum kosmis, ia yang mengajarkan hukum tersebut, ia sang pelindung.
Hukum kosmis adalah hukum yang mengatur alam semesta beserta isinya.
Lima hukum tertib semesta (Panca Niyama). Kelima hukum alam tersebut memiliki
fungsinya masing-masing sebagai berikut:
1. Utu Niyama
adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, suhu, angin, hujan, panas,
lapuknya bebatuan, gaya gravitasi, berputarnya planet bumi dan planet-planet
lain, dan sebagainya.
Contohnya:
fenomena alam seperti hujan, panas, gempa bumi, gunung meletus, pergeseran
lempeng bumi, terbentuknya gunung.
2. Bija Niyama
adalah hukum alam yang mengatur tentang pertumbuhan, perkembangbiakan baik
tumbuh-tumbuhan, maupun makhluk hidup lainnya termasuk manusia dan binatang.
Contohnya:
proses buah pepaya dari bunga menjadi buah hijau kemudian menjadi buah matang
dan manis.
3. Kamma Niyama
adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat suatu perbuatan
makhluk hidup.
Contohnya:
perbuatan baik akan menghasilkan nasib baik, sedangkan perbuatan buruk akan
berakibat buruk juga.
4. Citta Niyama
adalah hukum yang mengatur cara bekerjanya pikiran dan kesadaran makhluk hidup.
Keunikan dan keistimewaan pikiran yaitu seperti kemampuan membaca pikiran orang
lain, mengingat kehidupan yang sudah lampau (lewat), mampu melihat kejadian
yang akan datang, berbicara dengan orang atau makhluk lain melalui pikiran.
5. Dhamma
Niyama adalah hukum yang mengatur kejadian alam kusus dan istimewa.
Contohnya:
saat kelahiran Pangeran Siddharta (tumbuh bunga teratai yang diinjak oleh
Siddharta, bayi yang langsung bisa berbicara beberapa saat setelah lahir dan
melangkah 7 langkah), saat Siddharta menjadi Buddha, dan saat Buddha wafat.
Buddha mengajarkan dalam Digha Nikaya III.219, bahwa seseorang dapat
menjadi cerdas dan bijaksana melalui tiga cara berikut:
1. Cerdas dan
bijak karena mau membaca, berpikir, dan merenungkan tentang sebab akibat. Kecerdasan
demikian disebut Cintamaya panna.
2. Cerdas dan
bijaksana karena bersedia mendengar penjelasan seorang guru. Kecerdasan demikian
disebut sutamaya panna.
3. Cerdas dan bijak karena rajin melaksanakan panna dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan demikian disebut bhavanamaya panna.
Kisah Ruma Terbakar dan Maknanya
Senin, 23 Agustus 2021
Dasa Paramita 2
Rabu, 18 Agustus 2021
Perumpamaan Gitar dan Kayu
PERTAPA
SIDDHARTA MENYIKSA DIRI
(Perumpamaan
Gitar dan Kayu)
Makna
Perumpamaan Gitar
´ Bunyi Syair lagu yang
didengar oleh Pertapa Siddharta
“Kalau tali gitar ditarik terlalu keras,
talinya putus, lagunya hilang. Kalau ditarik terlalu kendor ia tak dapat
mengeluarkan suara. Suaranya tidak boleh terlalu rendah atau keras”. Orang yang
mengiranya harus pandai menimbang dan mengiranya.
´Orang yang menyanyikan
syair lagu yang membuat Pertapa Siddharta tersadar bahwa cara yang selama ini
dilakukan tidak membawa pada Penerangan Agung (Pencerahan) adalah syair yang
dinyanyikan oleh rombongan penyanyi ronggeng.
Makna
Perumpamaan Kayu
´Perumpamaan Pertama:
Sepotong kayu diletakkan di dalam air
´Perumpamaan ke Dua:
Sepotong kayu basah diletakkan ditanah yang kering
Seorang membawa sepotong kayu lain untuk
membuat api. Maka orang ini tidak mungkin akan dapat membuat api dari kayu yang
basah dab ia hanya akan merasakan kelelahan dan kesedihan
Maknanya : Para Pertapa dan Brahmana yang
masih terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra pasti tidak akan berhasil
mencapai Penerangan Agung.
´ Perumpamaan ke Tiga:
Sepotong kayu kering diletakkan di tanah yang kering dan seorang membawa
sepotong kayu lain untuk membuat api dengan menggosok-gosoknya. Maka orang ini
dapat membuat api dari kayu yang kering itu.
Maknanya: begitu pula Para Pertapa dan
Brahmana yang tidak terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra, maka mereka
berada dalam keadaan yang baik sekali untuk memperoleh Penerangan Agung.
Simpulan
´ Melalui syair lagu
yang didengarnya, beliau tersadarkan dari praktik menyiksa diri yang tidak
membawa kemajuan batin.