Senin, 23 November 2020
KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2020
Senin, 09 November 2020
LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN SEMESTER GANJIL 1 2020
LATIHAN SOAL ESSAY (Materi Pokok Dasa Paramita)
Senin, 21 September 2020
Ulasan Materi Ujian Mid Semester Ganjil 2020
KISI-KISI SOAL
MID SEMESTER GANJIL 2020
1.
Anapanasati (meditasi
pernapasan)
2.
Menjelang pencapaian
kebuddhaan
3.
Dasa paramita
4.
Dhammapada pandita vagga
5.
Kisah Raja Mahakapina
6.
Lagu-lagu Budhdis
7.
Kisah rumah yang terbakar
8.
Kisah orang terkena panah
beracun
9.
Kisah kembalinya anak yang
hilang
Silahkan dipelajari
dan materi-materi dan soal-soal latihan yang sudah pernah bapak berikan dan
anak-anak bapak kerjakan.
Jika belajar
di buku paket materi batasannya dari hal. 1sampai hal. 141 (fokus pada
soal-soal latihannya).
Jika membuka
link ini dharmasenna.blogspot.com (fokus pada materi pembelajaran 1, 2, 3, 4,
dan 5).
Selamat belajar
dan semoga sukses selalu untuk anak-anak bapak.
Salam sehat,
tetap jaga kesehatan.
Minggu, 20 September 2020
Ujian Mid Semester Ganjil Tahun 2020
Rabu, 12 Agustus 2020
PELAJARAN 6 : Meditasi Dalam Agama Buddha (untuk mencapai kebahagiaan sejati)
PELAJARAN 6
Pengertian meditasi
Pertemuan 1
Mengenal meditasi
A. Pengertian meditasi
Meditasi artinya
memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu tujuan. Meditasi adalah
memusatkan pikiran dengan sungguh-sungguh, merenung, mengheningkan cipta. Kata
lain dari meditasi adalah bhavana.
Bertapa
adalah mengasingkan diri dari keramaian orang-orang dengan menahan hawa nafsu
untuk mencari ketenangan batin. Meditasi adalah membiasakan diri agar
senantiasa mempunyai sikap yang positif, dan berpikir yang nyata.
B. Dua macam meditasi/samadhi
Meditasi
benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat
menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk
karma yang baik.
Meditasi salah
(miccha samadhi) adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menimbulkan
kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak
baik.
C. Objek meditasi
Dalam Samatha Bhavana
terdapat 40 macam objek meditasi. Obyek-obyek meditasi ini dapat dipilih salah
satu yang kiranya cocok dengan sifat atau pribadi seseorang. Pemilihan ini
dimaksudkan untuk membantu mempercepat perkembangannya.
1)
Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda), yaitu :
- Pathavi kasina = wujud tanah
- Apo kasina = wujud air
- Teja kasina = wujud api
- Vayo kasina = wujud udara atau angin
- Nila kasina = wujud warna biru
- Pita kasina = wujud warna kuning
- Lohita kasina = wujud warna merah
- Odata kasina = wujud warna putih
- Aloka kasina = wujud cahaya
- Akasa kasina = wujud ruangan terbatas
2) Sepuluh asubha
(sepuluh wujud kekotoran), yaitu :
- Uddhumataka = wujud mayat yang membengkak
- Vinilaka = wujud mayat yang berwarna
kebiru-biruan
- Vipubbaka = wujud mayat yang bernanah
- Vicchiddaka = wujud mayat yang terbelah di
tengahnya
- Vikkahayitaka = wujud mayat yang digerogoti
binatang-binatang
- Vikkhittaka = wujud mayat yang telah hancur
lebur
- Hatavikkhittaka = wujud mayat yang busuk dan
hancur
- Lohitaka = wujud mayat yang berlumuran darah
- Puluvaka = wujud mayat yang dikerubungi
belatung
- Atthika = wujud tengkorak
3) Sepuluh anussati
(sepuluh macam perenungan), yaitu :
- Buddhanussati = perenungan terhadap Buddha
- Dhammanussati = perenungan terhadap Dhamma
- Sanghanussati = perenungan terhadap Sangha
- Silanussati = perenungan terhadap sila
- Caganussati = perenungan terhadap kebajikan
- Devatanussati = perenungan terhadap
makhluk-makhluk agung atau para dewa
- Marananussati = perenungan terhadap kematian
- Kayagatasati = perenungan terhadap badan
jasmani
- Anapanasati = perenungan terhadap pernapasan
- Upasamanussati = perenungan terhadap Nibbana
atau Nirwana
4) Empat appamañña (empat
keadaan yang tidak terbatas), yaitu :
- Metta = cinta kasih yang universal, tanpa
pamrih
- Karuna = belas kasihan
- Mudita = perasaan simpati
- Upekkha =
keseimbangan batin
5) Satu aharapatikulasanna (satu perenungan
terhadap makanan yang menjijikkan)
- Metta = cinta kasih yang universal, tanpa
pamrih
- Karuna = belas kasihan
- Mudita = perasaan simpati
- Upekkha =
keseimbangan batin
6) Satu catudhatuvavatthana (satu analisa
terhadap keempat unsur yang ada di dalam badan jasmani)
7) Empat arupa (empat perenungan tanpa materi),
yaitu :
- Kasinugaghatimakasapaññatti = obyek ruangan
yang sudah keluar dari kasina
- Akasanancayatana-citta = obyek kesadaran
yang tanpa batas
- Natthibhavapaññati = obyek kekosongan
- Akincaññayatana-citta = obyek bukan
pencerapan pun tidak bukan pencerapan
2 objek meditasi Vippasana bhavana yaitu batin
(nama) dan jasmani (rupa) atau lima kelompok kehidupan (pancakhanda) yaitu :
a. Kelompok nama/batin
terdiri dari (perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran)
b. Kelompok rupa/jasmani
terdiri dari 4 unsur yaitu:
1) Unsur padat yang
secara harafiah berarti “tanah” (pathavi-dhatu)
2) Unsur cair (apo-dhatu)
3) Unsur panas atau
energi (tejo-dhatu)
4) Unsur gerak atau
getaran (vayo-dhatu)
D.
Pemilihan obyek
sesuai watak pribadi
Jalan utama berunsur
delapan mengajarkan mengenai samma samadhi (meditasi benar). Buddha menegaskan
bahwa keberhasilan dalam meditasi juga dipengaruhi oleh pemilihan obyek yang
sesuai. untuk itu penting adanya mengetahui diri sendiri agar bisa menentukan
obyek yang cocok. adanya kalyana mitta juga penting.pada dasarnya manusia
memiliki watak berbeda-beda yang kesemuanya ada tujuh macam. watak merupakan
pembawaan yang dihasilkan oleh karmanya. orang yang ingin bermeditasi bila obyek
meditasinya tidak sesuai watak dirinya maka akan sulit untuk berkonsentrasi.
watak manusia secara umum dibedakan menjadi tujuh buah, ada yang kuat dan ada
yang merupakan campuran beberapa watak. berikut ini macam-macam watak manusia
dan obyek meditasi yang cocok dari 40 macam obyek meditasi smatha bhavana.
1. Raga Carita (Watak penuh nafsu)
Mereka
yang berwatak seperti ini sangat sensitif terhadap nilai-nilai keindahan dan
keharmonisan, mudah terpengaruh oleh kecantikan wanita atau ketampanan pria,
juga akan keindahan musik, literatur, dan lain-lain, yang pada umumnya
memuaskan nafsu indera. dalam memenuhi nafsunya orang berwatak raga carita akan
melakukan apa saja. Orang berwatak raga carita bila bermeditasi hendaknya
memilih obyek salah satu dari 10 Asubha dan Kayagatasati. 10 asubha merupakan
sepuluh obyek yang menjijikkan dan berupa mayat. 10 Asubha adalah dengan
melihat perkembangan mayat, mulai dari mayat masih baru, membengkak, pecah,
bernanah, berbelatung, sampai hanya tinggal tengkorak saja. Kayagatasati
merupakan perhatian terhadap badan jasmani dengan memperhatikan badan jasmani
ini tidak indah dan tidak menarik yang hanya merupakan kumpulan dari
macam-macam unsur yang sangat menjijikkan
2. Dosa carita (membenci)
Watak
dosa carita pada umumnya mudah tersinggung oleh masalah sangat kecil sekalipun
dan juga mudah bosan, jenkel, kesal, marah, cemburu, iri hati, membenci dan
dendam. orang dengan watak dosa carita akan nampak selalu marah, tidak ramah
kepada orang lain, sehingga tidak suka bersahabat atau mendekati orang lain.
watak dosa carita bila bermeditasi watak yang cocok ada 8 buah, yaitu 4 kasina
warna (merah, putih, biru, kuning) dan 4 Appamana / Brahma vihara (metta,
karuna,mudita, upekkha)
3. Moha carita (ketidaktahuan / kebodohan)
Orang
yang berwatak moha carita ditandai dengan kurangnya kekuatan kecerdasan yang
harus diimbangi dengan usaha belajar dan mendekati serta meminta penjelasan
orang-orang mulia yang berpengetahuan lebih baik. orang berwatak moha carita
biasanya berperilaku konyol, karena tindakannya yang nampak tidak wajar. obyek
yang cocok untuk orang berwatak moha carita adalah Anapanasati (memperhatiak
pernafasan). memperhatikan keluar dan masuknya nafas.
4. Vitakacarita (khawatir)
Orang
berwatak vitaka carita pikirannya sering tidak terkendali atau kacau, sering
cemas akan kesukaran-kesukaran, mudah sekali merubah prinsip, sehingga
berperangai sebagai orang yang tidak punya pendirian tetap. orang seperti ini
sulit dipegang pernyataannya, sebab ia selalu nampak gelisah, takut dan tidak
tenang. obyek yang cocok untuk orang berwatak moha carita adalah Anapanasati
(memperhatiakan pernafasan). memperhatikan keluar dan masuknya nafas.
5. Saddhacarita (mudah percaya)
Mudah
percaya merupakan tanda kurangnya kecerdasan. Segala sesuatu yang didengar
walaupun belum jelas asal-usulnya ia akan mudah percaya begitu saja dan
diterima seperti sudah terbukti. sehingga orang berwatak saddha carita mudah
sekali tertipu. orang berwatak seperti ini dalam meditasinya mengembangkan
obyek 6 Anussati (perenungan), yatu perenungan tentang Buddha, Dhamma, Sangha,
Sila, Caga, dan Devata
6. Buddhicarita (intelek)
Kecerdasan
tidak selalu menjadi kuntungan. kelebihan darinya dapat menjadi suatu kerugian
apabila tidak disertai sikap batin yang pantas atau tidak berdasar pada
pengetahuan benar. kelbihan tersebut justru bisa menyeret kedalam jurang
pandangan salah. orang berwatak seperti ini akan selalu menolak pandangan atau
informasi yang kurang masuk akal. dia akan selalu menganggap pandangan dirinya
yang paling benar. obyek yang cocok untuk orang berwatak ini adalah maranasati
(perhatian terhadap kematian), upasamanussati (perenungan tentang ketenangan),
aharepatikkulasanna (perenungan terhadap kejijikan makanan),
catudhatu-vavatthana (analisa empat unsur pembentuk tubuh).
7. Sabbacarita (campuran/kombinasi dari 6 watak)
Tipe
ini dapat berwatak intelek, mudah marah, nafsu besar, bodoh, mudah percaya,
atau khawatir. obyek meditasi yang cocok adalah 6 kasina (pathavi, apo, tejo,
vayo, akasa, aloka) dan 4 Arupa (Akasanancayatana, Vinnanancayatana,
Akincannayatana, N'evasanna N'asannayatana)
E.
Waktu yang tepat untuk latihan meditasi
Setiap waktu adalah
baik jika kita dapat fokus dan bermeditasi. Masalahnya sebagian dari kita harus
mencari nafkah untuk kehidupan dan keluarga kita, sehingga harus dapat melihat
situasi dan kondisi yang cocok. Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk
meditasi karena tubuh dan pikiran telah istirahat selama tidur malam. Waktu
pagi hari yang baik sekitar pukul 03.00-06.00 pagi. Siang hari pukul 12.00-14.00
siang dan malam hari pukul 19.30-21.30 malam. Jika kita sibuk setelah bekerja
seharian kita dapat melaksanakan meditasi siang jika ada waktu dan malam
setelah bekerja. Selama 24 jam kita menyisihkan waktu lebih kurang setengah jam
untuk bermeditasi. Setidaknya kita mengumpulkan harta rohani yang kelak kita
gunakan setelah kita meninggal nanti.
Pertemuan 2
Pekerjaan yang memerlukan konsentrasi
Phandanam capalam cittam
Durakkham dunnivarayam
Ujum karoti medhavi
Usukarova tejanam
Artinya :
“Pikiran itu mudah goyah
dan tidak tetap, sulit dijaga dan dikuasai; namun orang bijaksana akan meluruskan,
bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.”
(Dhammapada; Citta Vagga;33)
Beberapa contoh pekerjaan
yang memerlukan konsentrasi tinggi
1.
Pilot pesawat tempur
2.
Dokter yang sedang
mengoperasi pasien
3.
Penjahit
4.
Pembalap motor
5.
Seorang anak yang sedang
belajar
Pertemuan 3
Posisi badan dalam
bermeditasi
4 posisi meditasi
Sang Buddha mengajarkan 4 cara bermeditasi yaitu :
a) Meditasi dengan cara duduk
Meditasi dengan cara ini biasanya dilakukan bagi pemula dan
tingkat lanjut. Caranya duduk bersila (padmasana) badan tegak tetapi rilek,
sebaiknya tidak bersandar pada dinding atau sandaran lain, mata dipejamkan,
batin tenang dan pikiran dipusatkan pada obyek yang dipilih.
b) Meditasi dengan cara berdiri.
Berdiri dengan kaki sedikit renggang, kedua tangan didepan dada,
tangan kanan memegang tangan kiri, usahakan dapat menjaga keseimbangan tubuh
supaya batin tenang, pikiran berkonsentrasi pada obyek yang dipilih.
c) Meditasi dengan cara berjalan
Meditasi berjalan disebut cankamana. Meditasi ini dapat dipraktikkan
dengan beberapa cara, yaitu :
·
Berjalan
denganmenghitung langkah kaki
·
Berjalan
dengan menyadari langkah maju, mundur, kekiri, kekanan. Menghitung langkah kaki kanan melangkah
atau menyadari kaki kiri melangkah dst.
·
Berjalan
dengan menggunankan obyek meditasi nimitta (bayangan) tubuh kita sendiri.
d) Meditasi dengan cara berbaring.
e) Berbaring dengan posisi tubuh miring kekanan
atau kekiri (kaki kanan/kiri diatas) seperti posisi tubuh Sang Buddha ketika
parinibbana (wafat), kaki lurus, kepala ditopang dengan tangan kanan/kiri, mata
dipejamkan, batin tenang dan pikiran terpusat pada obyek meditasi yang dipilih.
Pertemuan 4
Rintangan dan
gangguan meditasi
Setelah menemukan obyek yang pas, ada baiknya sebelum berlatih meditasi, kita menyempurnakan moralitas (sila) dan mengembangkan sifat-sifat luhur (Brahmavihara) sebagai langkah untuk mengurangi dampak dari gangguan-gangguan dalam meditasi, seperti 10 Palibodha (10 gangguan dalam meditasi yang datang dari luar diri), dan 5 Nivarana (5 gangguan dalam bermeditasi yang datang dari dalam diri).
5 Macam
Nivarana
Nivarana berarti rintangan atau penghalang
batin yang selalu menghambat perkembangan pikiran. Nivarana ini ada lima macam,
yaitu:
1. Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan)
2. Byapada (kemauan jahat)
3. Thina-middha (kemalasan dan kelelahan)
4. Uddhacca-kukkucca (kegelisahan dan
kekhawatiran)
5. Vicikiccha (keragu-raguan)
Untuk menaklukkan kelima rintangan tersebut,
orang harus mengetahui sebab-sebab timbulnya nivarana dan berusaha menghindari
sebab-sebab itu serta melakukan usaha-usaha yang dapat melenyapkan nivarana
itu.
Nafsu-nafsu keinginan (kamachanda) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan obyek yang indah, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari nafsu keinginan, hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi dengan memakai obyek yang kotor atau menjijikkan dan berusaha menghindari obyek-obyek yang bisa merangsang, berusaha untuk menguasai pikiran dan mengendalikan indriya-indriyanya, senantiasa berbicara tentang kesempurnaan hidup, tentang kepuasan, kesunyian, kebajikan, kebebasan, bebas dari nafsu-nafsu.
Kemauan jahat (byapada) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya kebencian, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk menaklukkan kemauan jahat hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi cinta kasih, senantiasa ingat bahwa setiap orang adalah pemilik dan pewaris dari perbuatannya sendiri.
Kemalasan dan kelelahan (thina-middha) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan rasa segan, rasa malas, kelelahan, mengantuk sesudah makan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari kemalasan dan kelelahan, orang hendaknya senantiasa merenungkan suatu cahaya sampai terserap ke dalam batin, senantiasa melihat penderitaan di dalam ketidak-kekalan, senantiasa merenungkan ajaran-ajaran Sang Buddha dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegelisahan dan kekhawatiran (uddhacca-kukkucca) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan ketidak-tenteraman pikiran, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk mengatasi kegelisahan dan kekhawatiran, orang hendaknya senantiasa mempelajari dan memahami kitab suci Tripitaka, serta berusaha melaksanakan sila dengan sempurna.
Keragu-raguan (vicikiccha) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan sesuatu yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari keragu-raguan, orang hendaknya senantiasa meneguhkan keyakinan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
10 Macam
Palibodha
Palibodha berarti gangguan dalam meditasi yang
menyebabkan batin gelisah dan tidak mampu memusatkan pikiran pada obyek.
Palibodha ini ada sepuluh macam, yaitu :
1) Avasa (tempat tinggal)
2) Kula (pembantu dan
orang yang bertanggung jawab)
3) Labha (keuntungan)
4) Gana (murid dan teman)
5) Kamma (pekerjaan)
6) Addhana (perjalanan)
7) sati (orangtua,
keluarga, dan saudara)
8) Abadha (penyakit)
9) Gantha (pelajaran)
10) Iddhi (kekuatan gaib)
Dalam melaksanakan meditasi, pada umumnya orang yang bermeditasi sering juga mendapat gangguan yang disebut palibodha. Ia merasa khawatir akan tempat tinggalnya, terikat dengan rumahnya. Ia merasa khawatir akan pembantunya dan orang yang bertanggung jawab atas harta bendanya. Ia merasa khawatir akan persoalannya, apakah meditasi ini akan membawa keuntungan baginya. Ia merasa khawatir akan murid-murid dan teman-temannya. Ia merasa khawatir akan pekerjaannya yang belum selesai. Ia merasa khawatir akan perjalanan jauh yang harus ditempuhnya. Ia merasa khawatir akan orang tuanya, keluarganya, dan saudara-saudaranya. Ia merasa khawatir akan kemungkinan timbulnya penyakit. Ia merasa khawatir akan pelajaran yang ditinggalkannya. Ia merasa khawatir akan bermacam-macam kekuatan magis yang dipertunjukkan, takut akan kemerosotan kekuatan magisnya. Palibodha ini harus dibasmi, agar orang dapat memusatkan pikiran dengan baik.
Setelah melatih meditasi, hasil dari melatih dan kekuatan memfokuskan pikiran, maka akan muncul Nimitta.
TIGA MACAM
NIMITTA
Nimitta berarti suatu pertanda atau gambaran yang ada hubungannya dengan perkembangan obyek meditasi. Nimitta ini ada tiga macam, yaitu :
1. Parikamma-Nimitta (gambaran batin
permulaan)
2. Uggaha-Nimitta (gambaran batin mencapai)
3. Patibhaga-Nimitta (gambaran batin
berlawanan)
Pertemuan 5
Manfaat meditasi
1. 10 Manfaat meditasi bagi kesehatan jasmani
1) Menurunkan berat badan
2) Melancarkan pencernaan
3) Menghindari insomnia, atau susah tidur
4) Bagi wanita, meditasi mampu mengurangi keram perut saat
menstruasi
5) Mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi
6) Membuat awet muda
7) Meningkatkan konsentrasi dan kinerja otak
8) Menyehatkan jantung dan paru-paru
9) Menjaga kekebalan dan sistem imun tubuh
10) Membuat otot lebih rileks
2. 10 Manfaat meditasi bagi kesehatan rohani
1) Melepas penat atau tingkat kejenuhan
2) Mengurangi stres dan rasa cemas
3) Memberikan perasaan bahagia
4) Meningkatkan kesadaran
5) Meningkatkan kesabaran
6) Melepas depresi dan tekanan batin
7) Menghindari kebiasaan buruk
8) Meningkatkan kepuasan batin
9) Membantu melawan kecanduan, misalnya merokok
10) Melatih sikap bijaksana
Renungkan
isi syair dhammapada berikut ini, kemudian tulislah pesan apa yang dapat kamu
petik dari sabda Buddha berikut:
Sududdasam
sunipunam
Yatthakamanipatinam
Cittam rakkhetha
madhavi
Cittam guttam
sukhavaham
Artinya
“pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus; pikiran bergerak sesuka hatinya. Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya, seseorang yang menjaga pikirannya akan bahagia.” (dhammapada 36)
Rangkuman Materi MEDITASI
1. Meditasi (bhavana) berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihanya. istilah lain arti dan pemakaianya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. sehingga meditasi mengandung makna mengembangkan diri untuk memusatkan pikiran pada satu objek.
2. Banyak pekerjaan disekitar kita yang memerlukan konsentrasi tinggi, yang pada akhirnya akan mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkannya.
3. Terdapat empat puluh objek meditasi yang dapat kita pilih untuk latihan meditasi.
4. Banyak manfaat yang diperoleh bagi mereka yang sering berlatih meditasi, antara lain diperolehnya ketenangan dan kebahagiaan.
5. Dalam melaksanakan meditasi, seseorang akan menjumpai gangguan yang berasal dari luar diri kita dan rintangan batin.
6. Ada empat posisi tubuh dalam berlatih meditasi yaitu: berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring.