Rabu, 20 Januari 2021

Pelajaran 6 : Pertemuan ke lima : Manfaat Meditasi

Pertemuan 5

Manfaat meditasi

1.    10 Manfaat meditasi bagi kesehatan jasmani

1)    Menurunkan berat badan

2)    Melancarkan pencernaan

3)    Menghindari insomnia, atau susah tidur

4)    Bagi wanita, meditasi mampu mengurangi keram perut saat menstruasi

5)    Mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi

6)    Membuat awet muda

7)    Meningkatkan konsentrasi dan kinerja otak

8)    Menyehatkan jantung dan paru-paru

9)    Menjaga kekebalan dan sistem imun tubuh

10) Membuat otot lebih rileks

2.    10 Manfaat meditasi bagi kesehatan rohani

1)    Melepas penat atau tingkat kejenuhan

2)    Mengurangi stres dan rasa cemas

3)    Memberikan perasaan bahagia

4)    Meningkatkan kesadaran

5)    Meningkatkan kesabaran

6)    Melepas depresi dan tekanan batin

7)    Menghindari kebiasaan buruk

8)    Meningkatkan kepuasan batin

9)    Membantu melawan kecanduan, misalnya merokok

10) Melatih sikap bijaksana

 

Renungkan isi syair dhammapada berikut ini, kemudian tulislah pesan apa yang dapat kamu petik dari sabda Buddha berikut:

 

Sududdasam sunipunam

Yatthakamanipatinam

Cittam rakkhetha madhavi

Cittam guttam sukhavaham

 

Artinya


“pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus; pikiran bergerak sesuka hatinya. Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya, seseorang yang menjaga pikirannya akan bahagia.” (dhammapada 36)



Rangkuman Materi MEDITASI


1. Meditasi (bhavana) berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihanya. istilah lain arti dan pemakaianya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu objek. sehingga meditasi mengandung makna mengembangkan diri untuk memusatkan pikiran pada satu objek.

2. Banyak pekerjaan disekitar kita yang memerlukan konsentrasi tinggi, yang pada akhirnya akan mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkannya.

3. Terdapat empat puluh objek meditasi yang dapat kita pilih untuk latihan meditasi.

4. Banyak manfaat yang diperoleh bagi mereka yang sering berlatih meditasi, antara lain diperolehnya ketenangan dan kebahagiaan.

5. Dalam melaksanakan meditasi, seseorang akan menjumpai gangguan yang berasal dari luar diri kita dan rintangan batin.

6. Ada empat posisi tubuh dalam berlatih meditasi yaitu: berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring.


Pelajaran 6 : Pertemuan ke empat : Rintangan dan Gangguan Meditasi

Pertemuan 4

Rintangan dan gangguan meditasi

Setelah menemukan obyek yang pas, ada baiknya sebelum berlatih meditasi, kita menyempurnakan moralitas (sila) dan mengembangkan sifat-sifat luhur (Brahmavihara) sebagai langkah untuk mengurangi dampak dari gangguan-gangguan dalam meditasi, seperti 10 Palibodha (10 gangguan dalam meditasi yang datang dari luar diri), dan 5 Nivarana (5 gangguan dalam bermeditasi yang datang dari dalam diri). 

5 Macam Nivarana

Nivarana berarti rintangan atau penghalang batin yang selalu menghambat perkembangan pikiran. Nivarana ini ada lima macam, yaitu:

1. Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan)

2. Byapada (kemauan jahat)

3. Thina-middha (kemalasan dan kelelahan)

4. Uddhacca-kukkucca (kegelisahan dan kekhawatiran)

5. Vicikiccha (keragu-raguan)

 

Untuk menaklukkan kelima rintangan tersebut, orang harus mengetahui sebab-sebab timbulnya nivarana dan berusaha menghindari sebab-sebab itu serta melakukan usaha-usaha yang dapat melenyapkan nivarana itu.

Nafsu-nafsu keinginan (kamachanda) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan obyek yang indah, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari nafsu keinginan, hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi dengan memakai obyek yang kotor atau menjijikkan dan berusaha menghindari obyek-obyek yang bisa merangsang, berusaha untuk menguasai pikiran dan mengendalikan indriya-indriyanya, senantiasa berbicara tentang kesempurnaan hidup, tentang kepuasan, kesunyian, kebajikan, kebebasan, bebas dari nafsu-nafsu. 

Kemauan jahat (byapada) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya kebencian, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk menaklukkan kemauan jahat hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi cinta kasih, senantiasa ingat bahwa setiap orang adalah pemilik dan pewaris dari perbuatannya sendiri.

Kemalasan dan kelelahan (thina-middha) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan rasa segan, rasa malas, kelelahan, mengantuk sesudah makan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari kemalasan dan kelelahan, orang hendaknya senantiasa merenungkan suatu cahaya sampai terserap ke dalam batin, senantiasa melihat penderitaan di dalam ketidak-kekalan, senantiasa merenungkan ajaran-ajaran Sang Buddha dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegelisahan dan kekhawatiran (uddhacca-kukkucca) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan ketidak-tenteraman pikiran, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk mengatasi kegelisahan dan kekhawatiran, orang hendaknya senantiasa mempelajari dan memahami kitab suci Tripitaka, serta berusaha melaksanakan sila dengan sempurna.

Keragu-raguan (vicikiccha) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan sesuatu yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari keragu-raguan, orang hendaknya senantiasa meneguhkan keyakinan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha.

10 Macam Palibodha

Palibodha berarti gangguan dalam meditasi yang menyebabkan batin gelisah dan tidak mampu memusatkan pikiran pada obyek. Palibodha ini ada sepuluh macam, yaitu :

1)      Avasa (tempat tinggal)

2)      Kula (pembantu dan orang yang bertanggung jawab)

3)      Labha (keuntungan)

4)      Gana (murid dan teman)

5)      Kamma (pekerjaan)

6)      Addhana (perjalanan)

7)      sati (orangtua, keluarga, dan saudara)

8)      Abadha (penyakit)

9)      Gantha (pelajaran)

10)   Iddhi (kekuatan gaib)

Dalam melaksanakan meditasi, pada umumnya orang yang bermeditasi sering juga mendapat gangguan yang disebut palibodha. Ia merasa khawatir akan tempat tinggalnya, terikat dengan rumahnya. Ia merasa khawatir akan pembantunya dan orang yang bertanggung jawab atas harta bendanya. Ia merasa khawatir akan persoalannya, apakah meditasi ini akan membawa keuntungan baginya. Ia merasa khawatir akan murid-murid dan teman-temannya. Ia merasa khawatir akan pekerjaannya yang belum selesai. Ia merasa khawatir akan perjalanan jauh yang harus ditempuhnya. Ia merasa khawatir akan orang tuanya, keluarganya, dan saudara-saudaranya. Ia merasa khawatir akan kemungkinan timbulnya penyakit. Ia merasa khawatir akan pelajaran yang ditinggalkannya. Ia merasa khawatir akan bermacam-macam kekuatan magis yang dipertunjukkan, takut akan kemerosotan kekuatan magisnya. Palibodha ini harus dibasmi, agar orang dapat memusatkan pikiran dengan baik.

Setelah melatih meditasi, hasil dari melatih dan kekuatan memfokuskan pikiran, maka akan muncul Nimitta.

TIGA MACAM NIMITTA

Nimitta berarti suatu pertanda atau gambaran yang ada hubungannya dengan perkembangan obyek meditasi. Nimitta ini ada tiga macam, yaitu :

1. Parikamma-Nimitta (gambaran batin permulaan)

2. Uggaha-Nimitta (gambaran batin mencapai)

3. Patibhaga-Nimitta (gambaran batin berlawanan)

Pelajaran : 6 pertemuan ke tiga : Posisi badan dalam bermeditasi

Pertemuan 3

Posisi badan dalam bermeditasi

4 posisi meditasi

Sang Buddha mengajarkan 4 cara bermeditasi yaitu : 

a)   Meditasi dengan cara duduk

Meditasi dengan cara ini biasanya dilakukan bagi pemula dan tingkat lanjut. Caranya duduk bersila (padmasana) badan tegak tetapi rilek, sebaiknya tidak bersandar pada dinding atau sandaran lain, mata dipejamkan, batin tenang dan pikiran dipusatkan pada obyek yang dipilih.

b)   Meditasi dengan cara berdiri.

Berdiri dengan kaki sedikit renggang, kedua tangan didepan dada, tangan kanan memegang tangan kiri, usahakan dapat menjaga keseimbangan tubuh supaya batin tenang, pikiran berkonsentrasi pada obyek yang dipilih.

c)   Meditasi dengan cara berjalan

Meditasi berjalan disebut cankamana. Meditasi ini dapat dipraktikkan dengan beberapa cara, yaitu :

·         Berjalan denganmenghitung langkah kaki

·         Berjalan dengan menyadari langkah maju, mundur, kekiri, kekanan. Menghitung langkah kaki kanan melangkah atau menyadari kaki kiri melangkah dst.

·         Berjalan dengan menggunankan obyek meditasi nimitta (bayangan) tubuh kita sendiri.

d)   Meditasi dengan cara berbaring.

e)   Berbaring dengan posisi tubuh miring kekanan atau kekiri (kaki kanan/kiri diatas) seperti posisi tubuh Sang Buddha ketika parinibbana (wafat), kaki lurus, kepala ditopang dengan tangan kanan/kiri, mata dipejamkan, batin tenang dan pikiran terpusat pada obyek meditasi yang dipilih.

 


Pembelajaran 6 : Pertemuan kedua : Pekerjaan yang memerlukan konsentrasi

Pertemuan 2

Pekerjaan yang memerlukan konsentrasi

Phandanam capalam cittam

Durakkham dunnivarayam

Ujum karoti medhavi

Usukarova tejanam

Artinya :

“Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap, sulit dijaga dan dikuasai; namun orang bijaksana akan meluruskan, bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.”

(Dhammapada; Citta Vagga;33) 

Beberapa contoh pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi

1.         Pilot pesawat tempur

2.         Dokter yang sedang mengoperasi pasien

3.         Penjahit

4.         Pembalap motor

5.         Seorang anak yang sedang belajar

dan masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi.


Rabu, 06 Januari 2021

Pelajaran 6 : Pertemuan Pertama : Pengertian Meditasi

Mengenal meditasi

A.      Pengertian meditasi

Meditasi artinya memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu tujuan. Meditasi adalah memusatkan pikiran dengan sungguh-sungguh, merenung, mengheningkan cipta. Kata lain dari meditasi adalah bhavana.

Bertapa adalah mengasingkan diri dari keramaian orang-orang dengan menahan hawa nafsu untuk mencari ketenangan batin. Meditasi adalah membiasakan diri agar senantiasa mempunyai sikap yang positif, dan berpikir yang nyata.

B.      Dua macam meditasi/samadhi

Meditasi benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik.

Meditasi salah (miccha samadhi) adalah pemusatan pikiran pada objek yang dapat menimbulkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak baik.

C.      Objek meditasi

Dalam Samatha Bhavana terdapat 40 macam objek meditasi. Obyek-obyek meditasi ini dapat dipilih salah satu yang kiranya cocok dengan sifat atau pribadi seseorang. Pemilihan ini dimaksudkan untuk membantu mempercepat perkembangannya.

1)    Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda), yaitu :

- Pathavi kasina = wujud tanah

- Apo kasina = wujud air

- Teja kasina = wujud api

- Vayo kasina = wujud udara atau angin

- Nila kasina = wujud warna biru

- Pita kasina = wujud warna kuning

- Lohita kasina = wujud warna merah

- Odata kasina = wujud warna putih

- Aloka kasina = wujud cahaya

- Akasa kasina = wujud ruangan terbatas

2)    Sepuluh asubha (sepuluh wujud kekotoran), yaitu :

- Uddhumataka = wujud mayat yang membengkak

- Vinilaka = wujud mayat yang berwarna kebiru-biruan

- Vipubbaka = wujud mayat yang bernanah

- Vicchiddaka = wujud mayat yang terbelah di tengahnya

- Vikkahayitaka = wujud mayat yang digerogoti binatang-binatang

- Vikkhittaka = wujud mayat yang telah hancur lebur

- Hatavikkhittaka = wujud mayat yang busuk dan hancur

- Lohitaka = wujud mayat yang berlumuran darah

- Puluvaka = wujud mayat yang dikerubungi belatung

- Atthika = wujud tengkorak

3)    Sepuluh anussati (sepuluh macam perenungan), yaitu :

- Buddhanussati = perenungan terhadap Buddha

- Dhammanussati = perenungan terhadap Dhamma

- Sanghanussati = perenungan terhadap Sangha

- Silanussati = perenungan terhadap sila

- Caganussati = perenungan terhadap kebajikan

- Devatanussati = perenungan terhadap makhluk-makhluk agung atau para dewa

- Marananussati = perenungan terhadap kematian

- Kayagatasati = perenungan terhadap badan jasmani

- Anapanasati = perenungan terhadap pernapasan

- Upasamanussati = perenungan terhadap Nibbana atau Nirwana

4)    Empat appamañña (empat keadaan yang tidak terbatas), yaitu :

- Metta = cinta kasih yang universal, tanpa pamrih

- Karuna = belas kasihan

- Mudita = perasaan simpati

- Upekkha = keseimbangan batin

5)  Satu aharapatikulasanna (satu perenungan terhadap makanan yang menjijikkan)

- Metta = cinta kasih yang universal, tanpa pamrih

- Karuna = belas kasihan

- Mudita = perasaan simpati

- Upekkha = keseimbangan batin

6)  Satu catudhatuvavatthana (satu analisa terhadap keempat unsur yang ada di dalam badan jasmani)

7)  Empat arupa (empat perenungan tanpa materi), yaitu :

- Kasinugaghatimakasapaññatti = obyek ruangan yang sudah keluar dari kasina

- Akasanancayatana-citta = obyek kesadaran yang tanpa batas

- Natthibhavapaññati = obyek kekosongan

- Akincaññayatana-citta = obyek bukan pencerapan pun tidak bukan pencerapan

2 objek meditasi Vippasana bhavana yaitu batin (nama) dan jasmani (rupa) atau lima kelompok kehidupan (pancakhanda) yaitu :

a.   Kelompok nama/batin terdiri dari (perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran)

b.   Kelompok rupa/jasmani terdiri dari 4 unsur yaitu:

1)   Unsur padat yang secara harafiah berarti “tanah” (pathavi-dhatu)

2)   Unsur cair (apo-dhatu)

3)   Unsur panas atau energi (tejo-dhatu)

4)   Unsur gerak atau getaran (vayo-dhatu)

 

D.      Pemilihan obyek sesuai watak pribadi

Jalan utama berunsur delapan mengajarkan mengenai samma samadhi (meditasi benar). Buddha menegaskan bahwa keberhasilan dalam meditasi juga dipengaruhi oleh pemilihan obyek yang sesuai. untuk itu penting adanya mengetahui diri sendiri agar bisa menentukan obyek yang cocok. adanya kalyana mitta juga penting.pada dasarnya manusia memiliki watak berbeda-beda yang kesemuanya ada tujuh macam. watak merupakan pembawaan yang dihasilkan oleh karmanya. orang yang ingin bermeditasi bila obyek meditasinya tidak sesuai watak dirinya maka akan sulit untuk berkonsentrasi. watak manusia secara umum dibedakan menjadi tujuh buah, ada yang kuat dan ada yang merupakan campuran beberapa watak. berikut ini macam-macam watak manusia dan obyek meditasi yang cocok dari 40 macam obyek meditasi smatha bhavana.

1. Raga Carita (Watak penuh nafsu)

Mereka yang berwatak seperti ini sangat sensitif terhadap nilai-nilai keindahan dan keharmonisan, mudah terpengaruh oleh kecantikan wanita atau ketampanan pria, juga akan keindahan musik, literatur, dan lain-lain, yang pada umumnya memuaskan nafsu indera. dalam memenuhi nafsunya orang berwatak raga carita akan melakukan apa saja. Orang berwatak raga  carita bila bermeditasi hendaknya memilih obyek salah satu dari 10 Asubha dan Kayagatasati. 10 asubha merupakan sepuluh obyek yang menjijikkan dan berupa mayat. 10 Asubha adalah dengan melihat perkembangan mayat, mulai dari mayat masih baru, membengkak, pecah, bernanah, berbelatung, sampai hanya tinggal tengkorak saja. Kayagatasati merupakan perhatian terhadap badan jasmani dengan memperhatikan badan jasmani ini tidak indah dan tidak menarik yang hanya merupakan kumpulan dari macam-macam unsur yang sangat menjijikkan

2. Dosa carita (membenci)

Watak dosa carita pada umumnya mudah tersinggung oleh masalah sangat kecil sekalipun dan juga mudah bosan, jenkel, kesal, marah, cemburu, iri hati, membenci dan dendam. orang dengan watak dosa carita akan nampak selalu marah, tidak ramah kepada orang lain, sehingga tidak suka bersahabat atau mendekati orang lain. watak dosa carita bila bermeditasi watak yang cocok ada 8 buah, yaitu 4 kasina warna (merah, putih, biru, kuning) dan 4 Appamana / Brahma vihara (metta, karuna,mudita, upekkha)

3. Moha carita (ketidaktahuan / kebodohan)

Orang yang berwatak moha carita ditandai dengan kurangnya kekuatan kecerdasan yang harus diimbangi dengan usaha belajar dan mendekati serta meminta penjelasan orang-orang mulia yang berpengetahuan lebih baik. orang berwatak moha carita biasanya berperilaku konyol, karena tindakannya yang nampak tidak wajar. obyek yang cocok untuk orang berwatak moha carita adalah Anapanasati (memperhatiak pernafasan). memperhatikan keluar dan masuknya nafas.

4. Vitakacarita (khawatir)

Orang berwatak vitaka carita pikirannya sering tidak terkendali atau kacau, sering cemas akan kesukaran-kesukaran, mudah sekali merubah prinsip, sehingga berperangai sebagai orang yang tidak punya pendirian tetap. orang seperti ini sulit dipegang pernyataannya, sebab ia selalu nampak gelisah, takut dan tidak tenang. obyek yang cocok untuk orang berwatak moha carita adalah Anapanasati (memperhatiakan pernafasan). memperhatikan keluar dan masuknya nafas.

5. Saddhacarita (mudah percaya)

Mudah percaya merupakan tanda kurangnya kecerdasan. Segala sesuatu yang didengar walaupun belum jelas asal-usulnya ia akan mudah percaya begitu saja dan diterima seperti sudah terbukti. sehingga orang berwatak saddha carita mudah sekali tertipu. orang berwatak seperti ini dalam meditasinya mengembangkan obyek 6 Anussati (perenungan), yatu perenungan tentang Buddha, Dhamma, Sangha, Sila, Caga, dan Devata

6. Buddhicarita (intelek)

Kecerdasan tidak selalu menjadi kuntungan. kelebihan darinya dapat menjadi suatu kerugian apabila tidak disertai sikap batin yang pantas atau tidak berdasar pada pengetahuan benar. kelbihan tersebut justru bisa menyeret kedalam jurang pandangan salah. orang berwatak seperti ini akan selalu menolak pandangan atau informasi yang kurang masuk akal. dia akan selalu menganggap pandangan dirinya yang paling benar. obyek yang cocok untuk orang berwatak ini adalah maranasati (perhatian terhadap kematian), upasamanussati (perenungan tentang ketenangan), aharepatikkulasanna (perenungan terhadap kejijikan makanan), catudhatu-vavatthana (analisa empat unsur pembentuk tubuh).

7. Sabbacarita (campuran/kombinasi dari 6 watak)

Tipe ini dapat berwatak intelek, mudah marah, nafsu besar, bodoh, mudah percaya, atau khawatir. obyek meditasi yang cocok adalah 6 kasina (pathavi, apo, tejo, vayo, akasa, aloka) dan 4 Arupa (Akasanancayatana, Vinnanancayatana, Akincannayatana, N'evasanna N'asannayatana)

E.         Waktu yang  tepat untuk latihan meditasi

Setiap waktu adalah baik jika kita dapat fokus dan bermeditasi. Masalahnya sebagian dari kita harus mencari nafkah untuk kehidupan dan keluarga kita, sehingga harus dapat melihat situasi dan kondisi yang cocok. Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk meditasi karena tubuh dan pikiran telah istirahat selama tidur malam. Waktu pagi hari yang baik sekitar pukul 03.00-06.00 pagi. Siang hari pukul 12.00-14.00 siang dan malam hari pukul 19.30-21.30 malam. Jika kita sibuk setelah bekerja seharian kita dapat melaksanakan meditasi siang jika ada waktu dan malam setelah bekerja. Selama 24 jam kita menyisihkan waktu lebih kurang setengah jam untuk bermeditasi. Setidaknya kita mengumpulkan harta rohani yang kelak kita gunakan setelah kita meninggal nanti.