Jumat, 07 Agustus 2020

PELAJARAN 4 : Perumpamaan Orang yang Terkena Panah Beracun

Pertemuan 1

Mendahulukan yang paling penting dan bermakna

Buddha memberikan dhamma-Nya dengan banyak pertimbangan. Diantaranya yang terpenting adalah kebermanfaatannya bagi makhluk yang akan menerima dhamma tersebut. Saat ini yang tepat bagi kita adalah mempelajari dhamma, dengan penuh keyakinan, serta menjalankan dengan sungguh-sungguh. Sumber dhamma yang dapat kita pelajari adalah melalui Kitab Suci Tripitaka/Tipitaka.

 

Pertemuan 2

Kisah orang yang terkena panah beracun

Perumpamaan orang yang terkena panah beracun 

Kotbah ini disampaikan berkenaan dengan pertanyaan Malunkyaputta kepada Buddha, saat beliau berada di Jetavana taman milik Anathapindika, Savathi.

Malunkyaputta meminta penjelasan tentang buah pikirannya yang muncul saat meditasi, seperti “apakah alam semeste ini kekal abadi, apakah alam semesta ini tidak kekal abadi, apakah alam semesta ini berbatas, apakah jiwa itu sama dengan badan, apakah sang tathagata ada sesudah kematian, apakah sang tathagata ada dan tidak ada sesudah kematian, apakah sang tathagata tidak ada dan bukan tidak ada sesudah kematian?”.

Mendengar pertanyaan tersebut, Buddha menjelaskan dengan perumpamaan orang yang terkena panah beracun.

 Pertemuan 3

Makna cerita perumpamaan orang terkena panah beracun

Bila suatu perbuatan setela selesai dilakukan tidak membuat seseorang menyesal, maka perbuatan itu adalah baik. Orang itu akan menerima buah perbuatannya dengan hati gembira dan puas.

Memaknai kisah orang yang terkena panah beracun

Cerita perumpamaan orang yang terluka terkena panah beracun, diambil dari Kitab Suci Tripitaka Majima Nikaya I: 63, dari Culamalunkya Sutta, 63. Dijelaskan dalam cerita tentang apa yang seharusnya orang lakukan, hal-hal yang lebih penting, dan tidak mengembangkan pada pikiran-pikiran yang tidak perlu.

SIMPULAN PELAJARAN 4

1.       Kita seharusnya tidak berpikir yang tidak perlu dipikirkan, seperti mistis, atau seperti yang dipertanyakan oleh Bhikkhu Malunkyaputta, karena pemikiran demikian tidak akan membawa pada tujuan sempurna yaitu Nibbana.

2.       Buddha telah membabarkan tentang Cattari Arya Saccani, yang sangat penting dalam mencapai tujuan umat Buddha yaitu Nibbana.

3.       Buddha telah memberikan bagaimana cara melenyapkan dukkha, yaitu dengan memahami Empat Kebenaran Mulia:

Dukkha Arya Sacca (kebenaran mulia tentang duka)

Dukkha Samudaya Arya Sacca (kebenaran mulia tentang sebab duka)

Dukkhaniroda Arya Sacca (kebenaran mulia tentang lenyapnya duka)

Dukkhaniroda Gaminipatipada Arya Sacca (kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya duka)



"Barang siapa yang berbuat jahat terhadap orang baik, orang suci dan orang yang tidak bersalah maka kejahatan akan berbalik menimpa orang bodoh itu bagaikan debu yang dilempar melawan angin". (Dhammapada papa Vagga no.10)


Sumber: samaggi-phala.or.id, dengan berbagai perubahan dan penyesuaian



setelah mempelajari materi pelajaran 4 tentang perumpamaan orang yang terkena panah beracun, silahkan buka link di bawah ini untuk mengasah pemahaman Anda!

selamat belajar, sukses selalu buat ANDA!!!

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSctZMruXBQw9aJtEtKj6b1L4RVPabvrhU5zT4MbSt-EXhnVEw/viewform?usp=sf_link


Selamat, ANDA SUKSES!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar