Rabu, 05 Agustus 2020

PELAJARAN 3: Kisah Rumah Terbakar

Pertemuan 1 (Perumpamaan Kisah Rumah Terbakar)


KISAH RUMAH YANG TERBAKAR 

“Kebakaran! Kebakaran!” Tiba – tiba saja sebuah rumah terbakar. Api berkobar dan menyambar tiang-tiang rumah dan semua benda yang ada di dalamnya. Rumah besar itu sudah tua dan rapuh. Didalam rumah itu ada seorang ayah dan beberapa anaknya yang sedang asyik bermain. Sang ayah yang melihat api yang sangat besar menjadi terkejut dan berteriak, “Anak-anak, ayo cepat keluar semua! Api akan membakar habis rumah kita!” Anak-anaknya tidak mengerti akan bahaya kebakaran. Meskipun sudah disuruh keluar, anak-anak tersebut tetap asyik bermain dan hanya memandang ayah mereka.

Sang ayah yang sudah berada diluar pintu rumah, tahu bahwa anak-anaknya menyukai mainan, ia pun berteriak, “Anak-anak, ayah punya mainan yang bagus-bagus. Ayo ambil! Semuanya ada diluar sana. Kalau kalian keluar, semua mainan itu untuk kalian.” Mendengar ada mainan diluar rumah, anak-anak tersebut akhirnya berebut untuk keluar. Rumah tersebut hanya memiliki satu pintu sehingga mereka berdesak-desakan ingin segera mendapatkan mainan. Setelah berada diluar rumah, mereka menghampiri ayahnya dan bertanya, “Mana mainan yang Ayah bilang tadi?” Mereka meminta kepada ayah mereka. Beliaupun kemudian pergi membelikan mainan dan memberikannya kepada semua anak-anaknya.

Seandainya ayah mereka tidak memberikan apa yang telah dikatakannya, sang ayah tidak bersalah. Karena sang ayah telah bertindak bijaksana dalam upaya menyelamatkan anak-anaknya. Ayah dalam cerita tersebut ibarat Buddha. Anak-anak tersebut ibarat semua makhluk yang ada didunia ini. Rumah yang terbakar ibarat semua bentuk penderitaan. Perumpamaan ini menggambarkan upaya-upaya piawai Buddha untuk menyelamatkan semua makhluk dari penderitaan.


Pertemuan 2 (Memaknai Kisah Rumah Terbakar)

orang dungu yang berpengertian dangkal, terlena dalam kelengahan, sebaliknya, orang bijaksana senantiasa menjaga kewaspadaan. seperti menjaga harta yang paling berharga.

        sumber : dhammapada; Appamada Vagga, II Kewaspadaan; 26

Arti Perumpamaan:
Rumah terbakar : perumpamaan dari kehidupan semua makhluk yang dipenuhi dengan kekotoran batin, keserakahan, kebencian, kegelapan batin, lahir, tua, sakit dan mati.
Ayah : adalah Buddha yang akan menyelamatkan makhluk hidup dari penderitaan (lahir, tua, sakit dan mati) terbebas dari kekotoran batin.
Anak-anak : adalah semua makhluk yang hidup di alam semesta yang masih diliputi oleh kekotoran batin dan hidup dalam kesenangan duniawi.

Arti perumpamaan tentang mainan kereta yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya:
Kereta Domba : Savaka-Buddha yang merupakan Arahat (pengikut kesadaran), tetapi mencapai tahap Kesadaran dengan mendengarkan Dharma
Kereta Rusa : Pacceka-Buddha atau Pratyeka-Buddha yang menyerupai Samma-Sambuddha, tetapi senantiasa diam dan menyimpan pencapaian Dharma pada diri sendiri
Kereta Lembu : Samma-Sambuddha yang mendapat Kesadaran penuh tanpa guru, hanya dengan usaha sendiri

Inti Ajaran Buddha

Cipt. Bhante Saddhanyano

Sejak dulu sekarang juga nanti,

Tetap sama inti AJARAN BUDDHA,

Walau beda cara juga bahasa,

Namun satu tujuan ke NIBBANA. 

REFF :

BERUSAHA tak berbuat kejahatan,

BERSEMANGAT berbuat kebajikan,

MENSUCIKAN HATI juga PIKIRAN,

AGAR HIDUP selalu DAMAI dan TENTRAM.

2 komentar:


  1. IONQQ menyediakan pelayanan terbaik dan bisa di percaya
    ayo segera bergabung bersama kami
    WA : +855 1537 3217

    BalasHapus
  2. WOW... I'm speechless!!!! BRAVO!!!! ( cool/nice )

    BalasHapus