Jumat, 25 November 2011

managemen sumber-sumber belajar


Makalah
SUMBER BELAJAR DAN MEDIA INSTRUCTIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Managemen Sumber-Sumber Belajar


Dosen pengampu:
Dr. Eka Warna, M.Pd
Dr. Faridah Kohar, M.Pd
Dr. Ali Idrus, M.Pd
Dr. Muazza, M.Pd

Kelompok II
Neydi Hapdinata
Nofriyen
Suwito






MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
NOVEMBER, 2011
Sumber-Sumber Belajar dan Media Instruksional

A.    Sumber belajar (learning resources)
Suatu pandangan yang keliru jika sumber belajar berarti di luar apa yang dimiliki guru, atau  siswa. Guru merupakan sumber belajar yang utama, yaitu dengan segala kemampuan, wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi pembelajaran dapat diperoleh dari guru tersebut. Siswa, siswa memiliki sejumlah variasi aktivitas belajar, pengalaman belajar, pengetahuan dan keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat pada diri siswa apat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu pengalaman-pengalaman belajar yang baru.

Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali baik yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah, sekitar sekolah bahkan di masyarakat, keluarga, di pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengajar guru atau pendidika itu sendiri.

1.      Pengertian Sumber Belajar Menurut Ahli

Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah,‘segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ‘ berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.’
Vernon S. Gerlach &  Donald P. Ely (1971) menegaskan pada awalnya terdapat jenis sumber belajar yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan perlengkapan,  serta aktivitas.

a. Manusia
Manusia dapat dijadikan sebagai sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau orang yang sudah dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula, seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok Kedua yaitu manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk  menjadi seorang nara sumber akan tetapi memiliki  keahlian yang mempunyai kaitan erat dengan program pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya.

b. Bahan
Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk  buku paket, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany disebut dengan media pembelajaran. Demikian halnya dengan bahan ini, bahwa dalam penggunaannya untuk suatu proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi du akelompok yaitu bahan yang didesain khusus untuk pembelajaran, dan ada juga bahan/media yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan materi pembelajaran yang relevan.

c. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar. Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan  lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, di antaranyai lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.

d. Alat atau perlengkapan
Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumber-sumber belajar lainnya. Seperti TV  untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk  menyampaikan informasi pembelajaran mengenai listening (mendengarkan), dan sejenisnya.

e. Aktivitas
Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terdapat perpaduan antara teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar.  Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar tutorial, dan sejenisnya.

f. pesan
Pelajaran/informasi yang diteruskan  oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, data, dan lain-lain. Peserta didik dapat mengerti pelajaran yang diberikan oleh pembelajar/tutor tanpa harus bertatap muka terlebih dahulu. Pesan dapat disampaikan melalui komponen lain dalam bentuk data atau fakta yang dapat menunjukkan sebuah informasi yang dikehendaki oleh seseorang. Misalnya: seorang pebelajar yang tidak dapat datang kesekolah tapi masih dapat mengerjakan tugas sekolah dengan menerima pesan atau informasi yang diperoleh dari teman sekolahnya. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat terus berlangsung.

2.      Jenis sumber belajar
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
a.       Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b.      Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

3.      Fungsi sumber belajar
Sumber belajar memiliki fungsi:
a.       Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
b.      Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
c.       Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d.      Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
e.       Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
f.       Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa
4.      Kriteria memilih sumber belajar
Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika memilih sumber belajar, yaitu:
1)      Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2)      Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
3)      Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4)      Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.
5)      Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
6)      Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdayaguna.

B.     Media instructional (media pembelajaran)

Media pembelajaran (media instructional) adalah sebuah alat atau sarana yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat membantu pebelajar dalam memahami pesan yang disampaikan oleh seorang pembelajar. Pada dasarnya media pembelajaran tersebut dapat berupa apa saja yang memungkinkan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran memiliki beberapa karakteristik dalam bentuk dan pemanfaatannya sesuai dengan maksud serta tujuan dari proses pembelajaran yang dilakukan.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

1.   Karakteristik Media Pembelajaran

            Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (dalam Sadiman, dkk., 1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.

Media grafis

            Semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual yang melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya.
Media audio.
            Media dalam kelompok ini berupa pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol auditif (verbal dan atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, pesan/program dapat direkam dan diputar kembali kapan saja, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru.
Media proyeksi diam.
            Media yang termasuk kelompok ini membutuhkan alat bantu  dalam penyajiannya. Terkadang media ini disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu, dapat diulang-ulang, dihentikan, sesuai dengan kebutuhan.
Media permainan dan simulasi.
            Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak.
            Setiap jenis media memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk mengatasi kondisi pembelajaran). Secara umum media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri yaitu: a) ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek; b) ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.; c) ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
Kontribusi media dalam proses pembelajaran yang dikembangkan menurut (Kemp and Dayton, 1985)
a.       Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.      Pembelajaran dapat lebih menarik
c.       Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.      Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.       Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.     Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.    Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h.      Peran guru berubah kearah yang lebih positif

2.   Penggolongan Media Pembelajaran

            Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik dan fungsinya masing-masing dalam menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Agar peranan sumber dan media belajar dapat optimal dan memudahkan para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam memilih serta menentukan media mana yang cocok untuk suatu topik pembelajaran maka media-media pembelajaran perlu untuk dikelompokkan.
            Terdapat berbagai cara dalam menggelompokkan media pembelajaran. Banyak cara dan metode yang digunakan oleh para ahli media dalam mengelompokkan media. Menurut Setyosari & Sihkabudden, 2005 (dalam Asyhar, 2010), media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam lima katagori :

1. Pengelompokan berdasarkan ciri fisik media

Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
a.   Media pembelajaran dua dimensi
      Yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja. Media ini hanya memiliki dimensi panjang dan lebar. Misalnya : grafik, peta, gambar, bagan, papan tulis dan lain-lain.
b.   Media pembelajaran tiga dimensi
      Yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja. Media ini memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi atau tebal. Sama dengan media dua dimensi, media tiga dimensi juga tidak menggunakan media proyeksi dalam pemakaiannya. Misalnya bola, kotak, meja, kursi, mobil, rumah, alat peraga dll.
c.   Media pandang diam
      Yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (statis). Misalnya foto, lukisan atau gambar.
d.   Media pandang gerak
      Yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang menampilkan gambar bergerak di layar, termasuk televisi atau video recorder .

Gerlach dan Ely  (1996) juga mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan ciri fisik menjadi delapan tipe yaitu :
a.   Real object and model misalnya orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
b.   Printed verbal, misalnya slide, transparansi, cetakan di papan tulis, majalah dan papan tempel.
c.   Printed visuals, seperti bahan presentasi grafis, bagan, peta, grafik, diagram, lukisan, kartun dan karikatur.
d.   Still picture, misalnya potret dari berbagai macam objek atau peristiwa yang dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (trips film), slide  atau majalah / koran.
e.   Motion picture, yaitu film atau video tape dari pemotretan benda atau kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
f.    Audio recorder, yaitu rekaman suara dari bahasa verbal maupun efek suara musik.
g.   Programed instruction, yaitu pengajaran terprogram seperti sekuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respon dari pebelajar. Termasuk yang diprogram melalui komputer.
h.   Simulation, yaitu peniruan situsasi atau proses yang sengaja dirancang mendekati kejadian atau keadaan sebenarnya.

2.  Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman Belajar

A.  Menurut Edgar Dale
      Dalam bukunya yang berjudul “Audio Visual  Method in Teaching”, Edgar Dale (1969) mengelompokan media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diiperoleh orang yang belajar. Jenjang pengalaman ini disusun dalam bagan yang disebut Dale’s Cone of Experiences. Jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkretan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkret diletakkan pada dasar kerucut dan semakin tinggi semakin abstrak.

 




Rekaman suara
 
           







Text Box: Konkret

 











Dale’s Cone Experiences

B. Menurut Thomas
Thomas dalam Midun (2009) membagi media pembelajaran menjadi tiga kelompok yaitu :
1). Pengalaman langsung, yaitu pengalaman langsung yang dialami dalam suatu peristiwa maupun hasil mengamati langsung atau objek sebenarnya.
2).  Pengalaman tiruan adalah berupa tiruan atau model dari objek, tiruan dari situasi nyata melalui dramatisasi atau sandiwara.
3). Pengalaman dari kata-kata yaitu berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman dari media perekam, kata yang ditulis maupun dicetak.

3. Pengelompokan Berdasarkan Persepsi Indera

Klasifikasi media pembelajaran berdasar persepsi indera adalah berdasarkan pemahaman bahwa pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahun (Aminuddin Rasyad, 2003;116). Salah satunya dikemukakan oleh Rudy Bretz. Ia mencoba membaginya berdasarkan indera yang terlibat sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual dibagi menjadi gambar, garis dan simbol verbal yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Pada unsur gerak, Bretz tidak mendasarkan pada gerak keterlibatan inderawi tatapi kepada alat-alat yang mendukung media bersangkutan.  Bretz juga membedakan antara media siar dengan media rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media yakni : media audiovisual gerak, audiovisual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio dan media cetak.
Menurut Yudhi Munadi, 2008, berdasarkan intensitas penggunaan panca indera yang membantu manusia dalam perolehan pengetahun dan pengalaman, maka media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu :
a.   Media Audio
      Yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Sifat pesan yang diterima adalah pesan  verbal dan non verbal seperti bahasa lisan (verbal), bunyi dan vokalisasi seperti gerutuan, gumam, musik dll (non verbal). Termasuk jenis media ini adalah program radio dan program media rekam.
b.   Media Visual
      Adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Sifat pesan visual verbal, visual non verbal grafis, visual non verbal tiga dimensi. Seperti tulisan verbal, sketsa, lukisan, photo, grafik, diagram, peta dan model. Jenis media visual adalah buku, majalah, koran modul, komik, poster, atlas, display board, OHP, LCD.
c.   Media Audio Visual
      Media ini melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan  verbal dan nonverbal, terdengar dan terlihat seperti : Film dokumenter, film drama dll menggunakan film 8mm, 16 mm, 35 mm, video (pita magnetik, video disc, chip memory) dan televisi.
d.   Multimedia
      Yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Pengalaman berbuat seperti : lingkungan nyata dan karyawisata, pengalaman terlibat : permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.

4.  Pengelompokan Berdasarkan Penggunaan
           
Pengelompokan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan jumlah pengguna dan berdasarkan cara penggunaannya.

A.  Berdasarkan Jumlah Penggunanya

      1). Media pembelajaran individual yaitu media yang penggunaannya secara individual antara lain :
            a.   Kelas atau laboratorium elektronik : lab bahasa, lab IPA, lab IPS.
            b.   Media Oto Instruktif : media periksa dan pendengar individual, buku pengajaran terprogram, mesin pengajaran.
            c.   Kotak unit pengajaran : unit pengajaran yang dilengkapi dengan buku teks, tape recorder, filmstrips, gambar dan bahan latihan dan evaluasi.
      2).  Media pembelajaran yang penggunaannya secara berkelompok misalnya film dan slides.
      3).  Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal misalnya : siaran televisi terbuka dan tertutup, siaran radio umum maupun khusus pendidikan, film, slide.

B.  Berdasarkan Cara penggunaannya

            Berdasarkan cara penggunaannya, media pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu:
  1. Media tradisional atau konvensional
   Metode penggunaan media-media sederhana ini secara konvensional. Setiap guru secara individual memegang peranan dalam proses pembelajaran. Meliputi semua media pembelajaran dan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, laboratorium, di luar kelas, kelompok kecil maupun kelompok besar.
2.   Media Modern atau kompleks
      Seperti komputer yang diintegrasikan dengan media-media elektronik lainnya. Seperti ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis misalnya kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system) yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi dan terintegrasi. Sistem interkomunikasi, digunakan dalam rangka pengajaran massal diaman program pengajaran di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas secara paralel dalam satu sekolah.

C. Berdasarkan Hirarki Manfaat Media

Pengelompokan media pembelajaran berdasarkan hirarki manfaat media dikemukakan oleh C.J. Duncan. Ia hendak menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Dan sebaliknya semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaanya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus dan lingkup sasarannya lebih terbatas.













Text Box: Bersifatr umumText Box: Lingkup sasaran
Luas








Personal”
 



Text Box: Pengadaan 
mudah
Text Box: Penggunaan 
mudah




Kelompok
Realita
 




Reproduksi
(Rekaman)
 




 








Reproduksi
(Rekaman)
 


Pita audio, cakram rekaman, laboratorium bahasa (audio)
 
           
           












Film bingkai, film rangkai, OHP, tutorial audiovisual, lab bahasa yang diperkaya,  stereogram dan sistem proyeksi dengan polarisasi
 



Kelompok Reproduksi
(Rekaman)
 


Text Box: Bersifat lebih
spesifik

Text Box: Pengadaan 
Sukar





Film bisu, film gelang, film dengan suara magnetik, dan film dengan suara optik (builtin)
 



Kelompok Reproduksi (Rekaman)
 






Text Box: Biaya murah





Teks terprogram dengan peralatan, radio vision, TV siaran terbatas (CCTV), sistem respon (sasaran), program siaran TVST langsung (Live), sistem pembelajaran dengan komputer, siaran audio dan tv.
 

Text Box: Biaya investasi
tinggi


 
















Disamping pengelompokan media diatas, berikut kategori media pembelajaran menurut Kemp, Morisson & Ross dalam Smaldino sebagai berikut :




 


























           
Penggolongan media pembelajaran juga dilakukan Gagne yang mengelompokkan media pembelajaran menjadi 7 kelompok yaitu : benda yang didemontrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.


MEDIA
Fungsi
Demonstrasi
Penyampaian
Lisan
Media
Cetak
Gambar
Diam
Gambar
Gerak
Fim dgn
Suara
Mesin
Pembelajarn
Stimulus
Ya
Terbatas
Terbatas
Ya
Ya
Ya
Ya
Pengerahan  Perhatian/kegiatan
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Kemampuan terbatas yang diharapkan
Terbatas
Ya
Ya
Terbatas
Terbatas
Ya
Ya
Isyarat eksternal
Terbatas
Ya
Ya
Terbatas
Terbatas
Ya
Ya
Tuntutan cara berpikir
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Alih Kemampuan
Terbatas
Ya
Terbatas
Terbatas
Terbatas
Terbatas
Terbatas
Penilaian hasil
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Umpan balik
Terbatas
Ya
Ya
Tidak
Terbatas
Ya
Ya

Penggolongan Media Pembelajaran Berdasarkan Fungsi Pembelajaran







DAFTAR RUJUKAN

Sadiman, Arief S dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Pustekom Dikbud dn PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1984.
Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembnagkan Media Pembelajaran, GP Press, Jakarta, 2010
Heinich,Robert, Instructional Media and Technologies for Learning, Merrilldn imprint of Prentice Hall New Jersey, Columbus, Ohio, 1996.
Smaldino, Sharon E, dkk, Instructional Technology and Media For Learning, Pearson Prentice Hall, New Jersey Columbus, Ohio, 2008.
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran ; Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada  Press, 2008.
Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. GP Press, Jakarta.2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar