Kebijaksanaan dalam Menghadapi Masalah Pribadi
(Delapan Kondisi Duniawi)
Umumnya
setiap manusia ingin selalu hidup senang, terkenal, dipuji serta selalu untung.
Akan tetapi tidak semua harapan berjalan sesuai kenyataan. Mengapa? Hal ini
disebabkan terdapat delapan kondisi yang pasti dalam kehidupan ini. Kondisi ini
tentunya akan menjadi masalah pribadi bagi yang tidak mau menerima kenyataan. Di
dalam Anguttara Nikaya IV, 157 disebutkan ada delapan kondisi duniawi
yang mencengkeram kehidupan manusia yaitu:
1.
Untung dan Rugi (Labha dan Alabha),
2. Terkenal
dan Tidak Terkenal (Yasa dan Ayasa),
3. Dipuji
dan Dicela (Pasamsa dan Ninda),
4. Bahagia
dan Menderita (Sukha dan Dukkha).
Setelah
kita memahami bahwa kita tidak bisa lepas dari delapan kondisi duniawi, maka
kita harus memilih untuk hidup sesuai Dharma. Apa yang dimaksud dengan hidup
sesuai Dharma? Hidup sesuai Dharma berarti hidup dengan menjalankan ajaran
Buddha, yaitu Panna, Sila, dan Samadhi, yang ketiganya dijelaskan dalam Jalan
Mulia Berunsur Delapan.
Dalam
Mahasatipatthana
Sutta (3) dan Vibhanga Sutta (4) Sang Buddha menjelaskan mengenai Jalan
Mulia Berunsur Delapan.
1. Pengertian
Benar
Pengertian Benar
adalah mengerti sebagaimana apa adanya. Sebagai seorang pelajar, Pengertian
Benar adalah mengerti tugas sebagai pelajar.
2. Pikiran
benar
Pikiran Benar adalah
pikiran yang penuh kebajikan, pikiran yang penuh cinta kasih, bebas dari rasa
egois. Pikiran yang selalu diliputi keinginan untuk selalu rajin, jujur, penuh
semangat dan bertanggung jawab.
3. Ucapan
Benar
Ucapan Benar adalah
ucapan yang menghindari dusta, bicara kasar, memfitnah, dan omong kosong.
Selain itu, Ucapan Benar adalah ucapan yang berguna/berfaedah, beralasan, dan
disampaikan tepat waktu.
4. Perbuatan
Benar
Perbuatan Benar
adalah perbuatan yang berguna dan tidak merugikan siapa saja. Perbuatan Benar
adalah perbuatan yang menghindari membunuh, mencuri, dan berbuat asusila.
5. Mata
Pencaharian Benar/Penghidupan Benar
Mata Pencaharian
benar adalah mencari nafkah dengan cara-cara yang benar, tidak merugikan diri
sendiri maupun makhluk lain. Nafkah yang diperoleh antara lain dengan tidak
melanggar Pancasila Buddhis.
6. Daya
Upaya Benar
Daya upaya benar
adalah belajar untuk tidak berbuat buruk dan belajar meningkatkan perbatan
baik. Lebih rinci Daya Upaya Benar adalah daya upaya untuk mencegah hal-hal
yang buruk, mengatasi hal-hal yang buruk, menimbulkan hal-hal yang baik, dan
memelihara/mengembangkan hal-hal yang baik.
7. Perhatian
Benar
Perhatian Benar
adalah selalu sadar dan waspada tentang apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan.
Dengan kata lain, Perhatian Benar adalah perhatian yang cermat terhadap
gerak-gerik jasmani dan rohani/fisik dan batin.
8. Konsentrasi
Benar
Konsentrasi Benar berarti menjaga pikiran untuk bisa konsentrasi, pikiran yang penuh perhatian dan dijaga dengan usaha yang benar. Konsentrasi Benar adalah pikiran baik yang terfokus pada satu objek.
Itulah Jalan Mulia Berunsur Delapan
yang apabila kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan lebih
bijaksana dalam menghadapi delapan kondisi duniawi yang tidak kekal. Menyikapi
masalah pribadi dengan tenang tanpa menyalahkan pihak manapun dan
siapapun.
Referensi:
1.
Tim Penyusun, Buku Pelajaran Agama Buddha dan Budi Pekerti. Kementerian
pendidikan dan Kebudayaan-Edisi Revisi-Jakarta 2019.
2.
Anguttara
Nikaya IV,157: Atthaka Sutta (Atthaka Sutta - Samaggi Phala (samaggi-phala.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar