Selasa, 15 Oktober 2024

Delapan Kondisi Duniawi (Kebijaksanaan dalam Menghadapi Masalah Pribadi)

Kebijaksanaan dalam Menghadapi Masalah Pribadi 

(Delapan Kondisi Duniawi)


Umumnya setiap manusia ingin selalu hidup senang, terkenal, dipuji serta selalu untung. Akan tetapi tidak semua harapan berjalan sesuai kenyataan. Mengapa? Hal ini disebabkan terdapat delapan kondisi yang pasti dalam kehidupan ini. Kondisi ini tentunya akan menjadi masalah pribadi bagi yang tidak mau menerima kenyataan. Di dalam Anguttara Nikaya IV, 157 disebutkan ada delapan kondisi duniawi yang mencengkeram kehidupan manusia yaitu:

1.       Untung dan Rugi (Labha dan Alabha),

2.       Terkenal dan Tidak Terkenal (Yasa dan Ayasa),

3.       Dipuji dan Dicela (Pasamsa dan Ninda),

4.       Bahagia dan Menderita (Sukha dan Dukkha).

Setelah kita memahami bahwa kita tidak bisa lepas dari delapan kondisi duniawi, maka kita harus memilih untuk hidup sesuai Dharma. Apa yang dimaksud dengan hidup sesuai Dharma? Hidup sesuai Dharma berarti hidup dengan menjalankan ajaran Buddha, yaitu Panna, Sila, dan Samadhi, yang ketiganya dijelaskan dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Dalam Mahasatipatthana Sutta (3) dan Vibhanga Sutta (4) Sang Buddha menjelaskan mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan.

1.  Pengertian Benar 

Pengertian Benar adalah mengerti sebagaimana apa adanya. Sebagai seorang pelajar, Pengertian Benar adalah mengerti tugas sebagai pelajar. 

2.  Pikiran benar

Pikiran Benar adalah pikiran yang penuh kebajikan, pikiran yang penuh cinta kasih, bebas dari rasa egois. Pikiran yang selalu diliputi keinginan untuk selalu rajin, jujur, penuh semangat dan bertanggung jawab.

3.  Ucapan Benar

Ucapan Benar adalah ucapan yang menghindari dusta, bicara kasar, memfitnah, dan omong kosong. Selain itu, Ucapan Benar adalah ucapan yang berguna/berfaedah, beralasan, dan disampaikan tepat waktu.

4.  Perbuatan Benar

Perbuatan Benar adalah perbuatan yang berguna dan tidak merugikan siapa saja. Perbuatan Benar adalah perbuatan yang menghindari membunuh, mencuri, dan berbuat asusila.

5.  Mata Pencaharian Benar/Penghidupan Benar

Mata Pencaharian benar adalah mencari nafkah dengan cara-cara yang benar, tidak merugikan diri sendiri maupun makhluk lain. Nafkah yang diperoleh antara lain dengan tidak melanggar Pancasila Buddhis.

6.  Daya Upaya Benar

Daya upaya benar adalah belajar untuk tidak berbuat buruk dan belajar meningkatkan perbatan baik. Lebih rinci Daya Upaya Benar adalah daya upaya untuk mencegah hal-hal yang buruk, mengatasi hal-hal yang buruk, menimbulkan hal-hal yang baik, dan memelihara/mengembangkan hal-hal yang baik.

7.  Perhatian Benar

Perhatian Benar adalah selalu sadar dan waspada tentang apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan. Dengan kata lain, Perhatian Benar adalah perhatian yang cermat terhadap gerak-gerik jasmani dan rohani/fisik dan batin.

8.  Konsentrasi Benar

Konsentrasi Benar berarti menjaga pikiran untuk bisa konsentrasi, pikiran yang penuh perhatian dan dijaga dengan usaha yang benar. Konsentrasi Benar adalah pikiran baik yang terfokus pada satu objek.

        Itulah Jalan Mulia Berunsur Delapan yang apabila kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan lebih bijaksana dalam menghadapi delapan kondisi duniawi yang tidak kekal. Menyikapi masalah pribadi dengan tenang tanpa menyalahkan pihak manapun dan siapapun. 

 

Referensi:

1.    Tim Penyusun, Buku Pelajaran Agama Buddha dan Budi Pekerti. Kementerian pendidikan dan Kebudayaan-Edisi Revisi-Jakarta 2019.

2.    Anguttara Nikaya IV,157: Atthaka Sutta (Atthaka Sutta - Samaggi Phala (samaggi-phala.or.id)

Gambar Roda Dharma diakses pada Seputar jalan-Blogger com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar