PERTAPA
SIDDHARTA MENYIKSA DIRI
(Perumpamaan
Gitar dan Kayu)
Makna
Perumpamaan Gitar
´ Bunyi Syair lagu yang
didengar oleh Pertapa Siddharta
“Kalau tali gitar ditarik terlalu keras,
talinya putus, lagunya hilang. Kalau ditarik terlalu kendor ia tak dapat
mengeluarkan suara. Suaranya tidak boleh terlalu rendah atau keras”. Orang yang
mengiranya harus pandai menimbang dan mengiranya.
´Orang yang menyanyikan
syair lagu yang membuat Pertapa Siddharta tersadar bahwa cara yang selama ini
dilakukan tidak membawa pada Penerangan Agung (Pencerahan) adalah syair yang
dinyanyikan oleh rombongan penyanyi ronggeng.
Makna
Perumpamaan Kayu
´Perumpamaan Pertama:
Sepotong kayu diletakkan di dalam air
´Perumpamaan ke Dua:
Sepotong kayu basah diletakkan ditanah yang kering
Seorang membawa sepotong kayu lain untuk
membuat api. Maka orang ini tidak mungkin akan dapat membuat api dari kayu yang
basah dab ia hanya akan merasakan kelelahan dan kesedihan
Maknanya : Para Pertapa dan Brahmana yang
masih terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra pasti tidak akan berhasil
mencapai Penerangan Agung.
´ Perumpamaan ke Tiga:
Sepotong kayu kering diletakkan di tanah yang kering dan seorang membawa
sepotong kayu lain untuk membuat api dengan menggosok-gosoknya. Maka orang ini
dapat membuat api dari kayu yang kering itu.
Maknanya: begitu pula Para Pertapa dan
Brahmana yang tidak terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra, maka mereka
berada dalam keadaan yang baik sekali untuk memperoleh Penerangan Agung.
Simpulan
´ Melalui syair lagu
yang didengarnya, beliau tersadarkan dari praktik menyiksa diri yang tidak
membawa kemajuan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar