Rabu, 18 Agustus 2021

Perumpamaan Gitar dan Kayu

PERTAPA SIDDHARTA MENYIKSA DIRI

(Perumpamaan Gitar dan Kayu)

 

Makna Perumpamaan Gitar

´  Bunyi Syair lagu yang didengar oleh Pertapa Siddharta

“Kalau tali gitar ditarik terlalu keras, talinya putus, lagunya hilang. Kalau ditarik terlalu kendor ia tak dapat mengeluarkan suara. Suaranya tidak boleh terlalu rendah atau keras”. Orang yang mengiranya harus pandai menimbang dan mengiranya.

´Orang yang menyanyikan syair lagu yang membuat Pertapa Siddharta tersadar bahwa cara yang selama ini dilakukan tidak membawa pada Penerangan Agung (Pencerahan) adalah syair yang dinyanyikan oleh rombongan penyanyi ronggeng.

Makna Perumpamaan Kayu

´Perumpamaan Pertama: Sepotong kayu diletakkan di dalam air

´Perumpamaan ke Dua: Sepotong kayu basah diletakkan ditanah yang kering

Seorang membawa sepotong kayu lain untuk membuat api. Maka orang ini tidak mungkin akan dapat membuat api dari kayu yang basah dab ia hanya akan merasakan kelelahan dan kesedihan

Maknanya : Para Pertapa dan Brahmana yang masih terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra pasti tidak akan berhasil mencapai Penerangan Agung.

´  Perumpamaan ke Tiga: Sepotong kayu kering diletakkan di tanah yang kering dan seorang membawa sepotong kayu lain untuk membuat api dengan menggosok-gosoknya. Maka orang ini dapat membuat api dari kayu yang kering itu.

Maknanya: begitu pula Para Pertapa dan Brahmana yang tidak terikat dan menikmati kesenangan nafsu Indra, maka mereka berada dalam keadaan yang baik sekali untuk memperoleh Penerangan Agung.

Simpulan

´  Melalui syair lagu yang didengarnya, beliau tersadarkan dari praktik menyiksa diri yang tidak membawa kemajuan batin.

Demikianlah, segala sesuatu harus dilakukan secara bijak dan tidak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar