Selasa, 24 Agustus 2021

Hukum Tertib Semesta

Kegiatan Belajar 7

Hukum Tertib Semesta

 

Lima Hukum Tertib Semesta

Dalam kitab Niyama-dipani tertulis, ia yang menjadi sempurna oleh hukum kosmis, ia yang mengajarkan hukum tersebut, ia sang pelindung.

Hukum kosmis adalah hukum yang mengatur alam semesta beserta isinya. Lima hukum tertib semesta (Panca Niyama). Kelima hukum alam tersebut memiliki fungsinya masing-masing sebagai berikut:

1.    Utu Niyama adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, suhu, angin, hujan, panas, lapuknya bebatuan, gaya gravitasi, berputarnya planet bumi dan planet-planet lain, dan sebagainya.

Contohnya: fenomena alam seperti hujan, panas, gempa bumi, gunung meletus, pergeseran lempeng bumi, terbentuknya gunung.


2. Bija Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang pertumbuhan, perkembangbiakan baik tumbuh-tumbuhan, maupun makhluk hidup lainnya termasuk  manusia dan binatang.

Contohnya: proses buah pepaya dari bunga menjadi buah hijau kemudian menjadi buah matang dan manis.


3.    Kamma Niyama adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat suatu perbuatan makhluk hidup.

Contohnya: perbuatan baik akan menghasilkan nasib baik, sedangkan perbuatan buruk akan berakibat buruk juga.


4.  Citta Niyama adalah hukum yang mengatur cara bekerjanya pikiran dan kesadaran makhluk hidup. Keunikan dan keistimewaan pikiran yaitu seperti kemampuan membaca pikiran orang lain, mengingat kehidupan yang sudah lampau (lewat), mampu melihat kejadian yang akan datang, berbicara dengan orang atau makhluk lain melalui pikiran.


5.    Dhamma Niyama adalah hukum yang mengatur kejadian alam kusus dan istimewa.

Contohnya: saat kelahiran Pangeran Siddharta (tumbuh bunga teratai yang diinjak oleh Siddharta, bayi yang langsung bisa berbicara beberapa saat setelah lahir dan melangkah 7 langkah), saat Siddharta menjadi Buddha, dan saat Buddha wafat.


Buddha mengajarkan dalam Digha Nikaya III.219, bahwa seseorang dapat menjadi cerdas dan bijaksana melalui tiga cara berikut:

1.     Cerdas dan bijak karena mau membaca, berpikir, dan merenungkan tentang sebab akibat. Kecerdasan demikian disebut Cintamaya panna.

2.    Cerdas dan bijaksana karena bersedia mendengar penjelasan seorang guru. Kecerdasan demikian disebut sutamaya panna.

3.    Cerdas dan bijak karena rajin melaksanakan panna dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan demikian disebut bhavanamaya panna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar