Kegiatan Belajar 7
Hukum Tertib Semesta
Lima Hukum Tertib Semesta
Dalam kitab Niyama-dipani tertulis, ia yang menjadi sempurna oleh
hukum kosmis, ia yang mengajarkan hukum tersebut, ia sang pelindung.
Hukum kosmis adalah hukum yang mengatur alam semesta beserta isinya.
Lima hukum tertib semesta (Panca Niyama). Kelima hukum alam tersebut memiliki
fungsinya masing-masing sebagai berikut:
1. Utu Niyama
adalah hukum alam yang mengatur pergantian musim, cuaca, suhu, angin, hujan, panas,
lapuknya bebatuan, gaya gravitasi, berputarnya planet bumi dan planet-planet
lain, dan sebagainya.
Contohnya:
fenomena alam seperti hujan, panas, gempa bumi, gunung meletus, pergeseran
lempeng bumi, terbentuknya gunung.
2. Bija Niyama
adalah hukum alam yang mengatur tentang pertumbuhan, perkembangbiakan baik
tumbuh-tumbuhan, maupun makhluk hidup lainnya termasuk manusia dan binatang.
Contohnya:
proses buah pepaya dari bunga menjadi buah hijau kemudian menjadi buah matang
dan manis.
3. Kamma Niyama
adalah hukum alam yang mengatur tentang perbuatan dan akibat suatu perbuatan
makhluk hidup.
Contohnya:
perbuatan baik akan menghasilkan nasib baik, sedangkan perbuatan buruk akan
berakibat buruk juga.
4. Citta Niyama
adalah hukum yang mengatur cara bekerjanya pikiran dan kesadaran makhluk hidup.
Keunikan dan keistimewaan pikiran yaitu seperti kemampuan membaca pikiran orang
lain, mengingat kehidupan yang sudah lampau (lewat), mampu melihat kejadian
yang akan datang, berbicara dengan orang atau makhluk lain melalui pikiran.
5. Dhamma
Niyama adalah hukum yang mengatur kejadian alam kusus dan istimewa.
Contohnya:
saat kelahiran Pangeran Siddharta (tumbuh bunga teratai yang diinjak oleh
Siddharta, bayi yang langsung bisa berbicara beberapa saat setelah lahir dan
melangkah 7 langkah), saat Siddharta menjadi Buddha, dan saat Buddha wafat.
Buddha mengajarkan dalam Digha Nikaya III.219, bahwa seseorang dapat
menjadi cerdas dan bijaksana melalui tiga cara berikut:
1. Cerdas dan
bijak karena mau membaca, berpikir, dan merenungkan tentang sebab akibat. Kecerdasan
demikian disebut Cintamaya panna.
2. Cerdas dan
bijaksana karena bersedia mendengar penjelasan seorang guru. Kecerdasan demikian
disebut sutamaya panna.
3. Cerdas dan bijak karena rajin melaksanakan panna dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan demikian disebut bhavanamaya panna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar