KKTP : Mendeskripsikan upacara puja dalam tradisi Mahayana dan makna serta tujuan dari upacara tersebut.
1. Kegiatan Inti
a. Pelajar bersama dengan guru mengamati gambar puja dalam tradisi Mahayana.
b. Pelajar mendeskripsikan gambar tersebut dengan bercerita apa saja yang ada pada gambar tersebut.
c. Pelajar mendiskusikan tentang puja dalam tradisi Mahayana serta makna dan dengan membentuk kelompok yang didampingi oleh guru.
d. Pelajar membacakan hasil diskusinya ke depan kelas secara bergantian per kelompok.
e. Pelajar bersama guru membuat kesimpulan tentang puja dalam tradisi Mahayana.
f. Pelajar mencatat hal yang penting dari materi tersebut.
A. Pengertian puja dalam tradisi Mahayana
B. Jenis-jenis puja dalam tradisi Mahayana
C. Makna puja dalam tradisi Mahayana
D. Tujuan Puja dalam tradisi Mahayana
A. Pengertian Puja
Puja atau penghormatan merupakan salah satu budaya manusia yang memiliki makna dan tujuan berbeda-beda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) puja memiliki arti upacara penghormatan kepada dewa-dewa. Puja atau penghormatan merupakan suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain. Penghormatan itu dilakukan atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian yang luhur.
Puja dalam agama Buddha berbeda arti, makna, cakupan, serta penulisannya (Pūjā) dengan kata puja dalam KBBI.
Dalam agama Buddha, Pūjā memiliki arti menghormat. Kata Pūjā dapat ditemukan dalam “Mangala Sutta”: “Pūjā ca pūjanīyānaṁ etaṁ maṅgalamuttamaṁ” yang artinya: menghormat kepada yang patut dihormati merupakan berkah utama. Orang yang patut dihormati adalah Buddha, orang tua, guru, orang suci, dan orang yang memiliki moral baik. Puja dalam agama Buddha dilakukan dengan pengertian benar sebagai sarana pengembangan batin yang lebih baik.
Dalam tradisi Mahayana, "puja" memiliki arti penting sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian spiritual. Puja biasanya melibatkan serangkaian ritual dan persembahan yang dilakukan oleh umat Buddha sebagai ungkapan bakti kepada Buddha, Bodhisattva, atau makhluk suci lainnya dalam ajaran Buddha.
Dalam tradisi Mahayana, "puja" memiliki arti penting sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian spiritual. Puja biasanya melibatkan serangkaian ritual dan persembahan yang dilakukan oleh umat Buddha sebagai ungkapan bakti kepada Buddha, Bodhisattva, atau makhluk suci lainnya dalam ajaran Buddha.
B. Jenis-jenis puja dalam tradisi Mahayana
Dalam tradisi Mahayana, puja atau pemujaan merupakan bagian penting dari praktik spiritual yang membantu umat dalam mendekatkan diri kepada para Buddha dan Bodhisattva. Berikut adalah beberapa jenis puja yang umum dilakukan dalam tradisi Mahayana:
1. Puja Buddha: Ini adalah jenis puja yang paling umum, di mana para praktisi memuja Buddha, seperti Buddha Shakyamuni, sebagai wujud penerangan tertinggi. Praktik ini sering melibatkan pembacaan sutra, persembahan bunga, dupa, dan lilin.
2. Puja Bodhisattva: Dalam tradisi Mahayana, Bodhisattva adalah makhluk yang telah mencapai ‘pencerahan’ tetapi memilih untuk tetap berada di dunia ini untuk membantu orang lain mencapai ‘pencerahan’. Puja ini biasanya dilakukan untuk menghormati Bodhisattva tertentu, seperti Avalokiteshvara (Kwan Yin), Manjushri, atau Ksitigarbha.
3. Puja Avalokitesvara: Avalokitesvara, atau Kwan Yin dalam tradisi Tiongkok, adalah Bodhisattva welas asih. Puja ini berfokus pada pengembangan cinta kasih dan belas kasihan, dan sering disertai dengan pembacaan mantra "Om Mani Padme Hum."
4. Puja Amitabha: Amitabha Buddha adalah Buddha dari Cahaya Tanpa Batas, yang diyakini memerintah di Tanah Suci Barat. Praktik puja ini sering melibatkan pembacaan nama Amitabha dan bertujuan untuk mencapai kelahiran kembali di Tanah Suci.
5. Puja Bhaisajyaguru Buddha: Puja ini dilakukan untuk memohon kesehatan dan penyembuhan. Bhaisajyaguru, dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit fisik dan mental.
C. Makna Puja dalam tradisi Mahayana
Aliran Mahayana melakukan puja bakti dengan bahasa Mandarin dan Sansekerta. Sekte Mahayana menggunakan alat Dharma dalam melakukan puja bakti. Alat musik tersebut adalah gendang, in cing, genta, gong, tan ce, he ce, dan mu yi. setiap alat yang digunakan mempunyai sejarah, dan makna bagi puja bakti Mahayana.
Berikut ini merupakan makna puja dalam tradisi Mahayana:
1. Penghormatan terhadap Buddha dan Bodhisattva: Puja dalam tradisi Mahayana sering kali melibatkan penghormatan kepada Buddha dan Bodhisattva. Ini mencerminkan rasa hormat dan penghargaan terhadap mereka yang telah mencapai pencerahan dan yang berkomitmen untuk membantu semua makhluk hidup.
2. Pengembangan Kebajikan: Melalui puja, praktisi Mahayana berusaha untuk mengembangkan kebajikan seperti cinta kasih, kemurahan hati, dan kesabaran. Ritual ini berfungsi sebagai pengingat dan dorongan untuk mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menyucikan Pikiran: Puja juga dianggap sebagai cara untuk membersihkan pikiran dari kotoran batin seperti kebencian, ketamakan, dan kebodohan. Dengan demikian, puja membantu praktisi mencapai keadaan pikiran yang lebih murni dan damai.
4. Penguatan Hubungan Spiritual: Dalam puja, terdapat elemen penguatan hubungan spiritual antara individu dengan ajaran Buddha. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat dan mendalam dengan jalan spiritual yang dipilih, serta menumbuhkan keinginan dan tanggung jawab terhadap praktik Dharma.
5. Menciptakan Energi Positif: Melalui nyanyian, doa, dan persembahan dalam puja, energi positif diciptakan dan disebarkan ke seluruh lingkungan. Ini tidak hanya bermanfaat bagi individu yang melakukan puja, tetapi juga berdampak positif bagi komunitas dan makhluk lain di sekitarnya.
Dengan memahami makna puja dalam tradisi Mahayana, praktisi dapat lebih mendalami ritual ini dan menggunakannya sebagai alat untuk mencapai pencerahan dan memperkaya perjalanan spiritual mereka.
D. Tujuan Puja dalam tradisi Mahayana
Setiap jenis puja dalam tradisi Mahayana memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda, tetapi semuanya bertujuan untuk membantu para praktisi dalam perjalanan mereka menuju kedamaian dan pencerahan. Melalui puja, umat berusaha untuk mengembangkan sifat-sifat positif seperti welas asih, kebijaksanaan, dan ketenangan batin.
Dalam aliran Mahayana, Bodhisattva dianggap sangat penting. Bodhisattva adalah calon-calon
Buddha yang menjadi penyelamat para penganut agama Buddha. Menurut pandangan Mahayana, seorang Bodhisattva memiliki cinta kasih yang ditujukan membantu seluruh umat Buddha demi mencapai nirwana.
Simpulan
Dalam tradisi Mahayana, puja atau pemujaan merupakan bagian penting dari praktik spiritual yang membantu umat dalam mendekatkan diri kepada para Buddha dan Bodhisattva.
Puja dalam tradisi Mahayana memiliki makna yang mendalam dan kaya akan simbolisme. Dalam konteks Mahayana, puja bukan hanya sekadar ritual penghormatan, tetapi juga merupakan bentuk latihan spiritual yang bertujuan untuk mengembangkan kebijaksanaan, welas asih, dan pencerahan batin.
Refleksi
Apakah Kalian sudah memahami materi pembelajaran kali ini?
Jika belum silakan baca ulang materinya dan tonton videonya pada LMS belajarbuddha.id. Setelah paham silakan kerjakan latihan dan penilaian yang juga terdapat dalam LMS belajarbuddha.id. Setelah selesai silakan baca dan tonton video pada materi berikutnya. Tetap semangat, semoga semua makhluk berbahagia. Namo Buddhaya.