Senin, 12 Agustus 2024

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Kelas 5: nilai-nilai Buddha Dhamma, Pancasila Buddhis, dan nilai-nilai Pancasila dasar negara

Alur Tujuan Pembelajaran

Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Buddha Dhamma, Pancasila Buddhis, dan nilai-nilai Pancasila dasar negara berlandaskan pada kesadaran terhadap nilai-nilai sederhana Hukum Sebab Akibat yang Saling Bergantungan.

 

Modul Pembelajaran Kelas 5 Sekolah Dasar

Mata Pelajaran: Agama Buddha dan Budi Pekerti

Tema: Nilai-Nilai Buddha Dhamma, Pancasila Buddhis, dan Nilai-Nilai Pancasila Dasar Negara

Alur Tujuan Pembelajaran

1.   Pengenalan Nilai-Nilai Buddha Dhamma

o   Memahami konsep dasar ajaran Buddha Dhamma.

o   Mengidentifikasi nilai-nilai moral dan etika dalam ajaran Buddha.

o   Menyadari pentingnya kebajikan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

2.   Pancasila Buddhis

o   Mengenali Pancasila Buddhis dan makna dari setiap silanya.

o   Menyadari pentingnya penerapan Pancasila Buddhis dalam kehidupan sehari-hari.

o   Membandingkan nilai-nilai Pancasila Buddhis dengan nilai-nilai dalam ajaran Buddha Dhamma.

3.   Nilai-Nilai Pancasila Dasar Negara

o   Memahami esensi dari lima sila dalam Pancasila sebagai dasar negara.

o   Menghubungkan nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Buddha Dhamma dan Pancasila Buddhis.

o   Mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

1.   Penguasaan Materi

o   Siswa mampu menjelaskan nilai-nilai utama dalam ajaran Buddha Dhamma.

o   Siswa dapat mengidentifikasi dan menjelaskan setiap sila dalam Pancasila Buddhis.

o   Siswa mampu memahami dan menjelaskan hubungan antara nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dengan ajaran Buddha Dhamma dan Pancasila Buddhis.

2.   Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

o   Siswa menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan kebajikan dan kebaikan sesuai dengan ajaran Buddha Dhamma.

o   Siswa menerapkan nilai-nilai Pancasila Buddhis dalam interaksi sehari-hari dengan teman, keluarga, dan masyarakat.

o   Siswa menunjukkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, seperti gotong royong, toleransi, dan saling menghormati.

3.   Kesadaran Hukum Sebab Akibat

o   Siswa menyadari pentingnya setiap tindakan dan perkataan yang dilakukan, serta dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.

o   Siswa mampu memberikan contoh konkret dari hukum sebab akibat yang saling bergantungan dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa menunjukkan pemahaman bahwa setiap tindakan yang baik akan membawa dampak positif, dan tindakan yang buruk akan membawa dampak negatif sesuai dengan prinsip Hukum Sebab Akibat.

Modul 1 Kelas 5 Sifat Tokoh Agama Buddha dan Tokoh pejuang pendiri bangsa

Modul 1

Struktur Materi Pelajaran
 
Materi: Sifat-Sifat Tokoh Pendiri Bangsa dalam Mempertahankan NKRI serta Keragaman Budaya di Lingkungan Sosialnya
Tujuan Pembelajaran:

1.       Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat tokoh pendiri bangsa yang berperan dalam mempertahankan NKRI.

2.       Siswa dapat memahami pentingnya keragaman budaya dalam kehidupan sosial.

3.       Siswa dapat menghargai dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran:
A.     Sifat-Sifat Tokoh Pendiri Bangsa dalam Mempertahankan NKRI
1.   Patriotisme dan Nasionalisme:
·       Soekarno: Memiliki semangat juang yang tinggi dan selalu memotivasi rakyat untuk mencintai tanah air.

Kata bijak Soekarno banyak juga yang bisa dijadikan sebagai penyemangat, terutama penyemangat dalam membela negara. Bagi anak muda, kata bijak Soekarno ini akan membuat gelora kebangsaan semakin berapi-api.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

“Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!”

“Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!”

“Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!

·      Mohammad Hatta: Menunjukkan nasionalisme dengan berjuang melalui diplomasi dan pendidikan untuk memajukan bangsa.
·      Tauladan dari seorang Bung Hatta adalah teladan berbangsa dan bernegera, taat beribadah, demokratis, pandai berorganisasi, penuh etika dan etiket, ilmuwan, ahli ekonomi, bapak koperasi, tertib, disiplin, tepat waktu, rapi, bersahaja, jujur, bersih, cerdas, pemikir, tenang, konsekuen dan santun.

 

·      Soepomo: berperan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) bersama Muhammad Yamin dan Soekarno. Seorang ahli hukum dan penganut paham negara kesatuan dalam pembentukan awal negara Indonesia.

 

 

 

·      Muhammad Yamin: berperan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara. Menjadi anggota BPUPKI dan panitia Sembilan yang merumuskan Pancasila dan merancang UUD 1945.

 

 

 

2.   Keberanian dan Ketegasan:
·      Jenderal Sudirman: Dikenal sebagai pahlawan yang tidak kenal takut dalam melawan penjajah, meskipun dalam kondisi sakit.

Setiap 10 November, masyarakat Indonesia merayakan Hari Pahlawan sebagai penghormatan bagi para pejuang kemerdekaan. Salah satu tokoh yang tak terlupakan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Jenderal Sudirman. Berikut ini adalah profil singkat dan perjalanan hidup Jenderal Sudirman, pahlawan nasional yang sangat dihormati di Indonesia.

Profil Singkat Jenderal Sudirman

ü Nama: Raden Soedirman

ü Lahir: 24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga

ü Wafat: 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah

ü Orang Tua: Karsid Kartawiraji (ayah), Siyem (ibu)

ü Istri: Alfiah

ü Anak: Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi Praptiastuti, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono

Masa Kecil dan Pendidikan

Sudirman lahir dalam keluarga sederhana di desa Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga. Ayahnya bernama Karsid Kartawiraji dan ibunya Siyem. Namun, ia lebih sering tinggal bersama pamannya, Raden Cokrosunaryo, karena kondisi keuangan keluarga yang lebih baik.

Pendidikan Sudirman dimulai di sekolah pribumi HIS (hollandsch inlandsche school), kemudian pindah ke sekolah Taman Siswa, dan akhirnya ke Sekolah Wirotomo. Meskipun mengalami kesulitan keuangan, Sudirman rajin belajar dan aktif dalam organisasi keislaman di lingkungannya.

Masuk Militer dan Perjuangan Kemerdekaan

Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Sudirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Sudirman memimpin pasukannya melawan penjajah dengan perang gerilya. Ia terlibat dalam berbagai pertempuran melawan tentara Belanda dan Inggris.

Pemimpin TKR dan Panglima Besar TNI

Pada 12 November 1945, Sudirman terpilih sebagai pemimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan dipromosikan sebagai Jenderal. Ia memimpin pasukan dalam perang gerilya melawan agresi militer Belanda. Meskipun sakit parah, Sudirman tetap memimpin dengan semangat dan keberanian.

Wafat dan Penghormatan

Sudirman wafat pada 29 Januari 1950 akibat penyakit TBC yang dideritanya. Namun, pengabdiannya terhadap bangsa Indonesia diakui dengan penghormatan tertinggi. Beliau dimakamkan dengan prosesi militer dan diangkat sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Jenderal Sudirman adalah sosok yang tidak hanya berjuang dalam medan perang, tetapi juga memberikan inspirasi dan semangat bagi rakyat Indonesia. Perjuangannya untuk kemerdekaan akan selalu dikenang dan dihargai oleh generasi-generasi Indonesia.

 

 

·      Ki Hajar Dewantara: Berani mendirikan Taman Siswa sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan kolonial.

·      Arti 3 semboyan Ki Hajar Dewantara

·      Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberikan contoh). Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan semangat). Hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan meluaskan pandangan kita bahwa pendidikan merupakan upaya untuk memerdekakan manusia.

3.   Kebijaksanaan dan Kepemimpinan:
·       Sultan Sjahrir: Memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu memimpin bangsa melalui masa-masa sulit.
Sutan Syahrir adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.

 

·      R.A. Kartini: Menunjukkan kepemimpinan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan.

Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat (21 April 1879 – 17 September 1904) atau sering disebut dengan gelarnya sebelum menikah: Raden Ajeng Kartini, adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaumnya, pada saat itu terutama wanita Jawa. Ia mempunyai tanggal lahir yang sama seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat, yakni sama-sama lahir pada 21 April 1879.

B.      Tokoh Agama Buddha dalam Mempertahankan NKRI
1.      Kebijaksanaan: Mengambil contoh dari tokoh agama Buddha seperti Bhikkhu Ashin Jinarakkhita yang mempromosikan kebijaksanaan dalam merawat keberagaman dan kedamaian.
2.      Toleransi: Belajar dari kebijaksanaan tokoh-tokoh agama Buddha yang menekankan pentingnya toleransi antarumat beragama dalam menjaga keharmonisan sosial.
3.      Kedamaian: Meneladani sifat cinta damai dan non-kekerasan yang diajarkan oleh tokoh-tokoh agama Buddha dalam mempertahankan keutuhan NKRI.

 

Profil Bante Ashin Jinarakkhita

Ashin Jinarakkhita, terlahir The Boan An, juga dikenal dengan panggilan Su Kong (23 Januari 1923 – 18 April 2002) merupakan orang Indonesia pertama yang ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit saat ia ditahbiskan pada tahun 1953. Dia merupakan salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Buddhis di Indonesia modern. Selain mempelajari kimia di GroningenBelanda dia juga mendalami agama Buddha. Pada Juni 1953 ia ditahbiskan dalam tradisi Mahayana di Jakarta. Pembimbingnya menganjurkan agar ia belajar lebih lanjut di Myanmar, karena itu pada tahun yang sama ia masuk Sasana Yeiktha di Yangon untuk belajar meditasi satipatthana di bawah bimbingan Mahasi Sayadaw. Pada tahun berikutnya ia ditahbiskan menjadi bhikkhu dan mengambil nama Ashin Jinarakkhita. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis.

 

C.      Keragaman Budaya di Lingkungan Sosial

1.   Keberagaman Suku dan Bahasa:

Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa dengan bahasa daerah yang berbeda-beda. Contoh: Suku Jawa, Suku Batak, Suku Minangkabau, dll.

2.   Keberagaman Agama dan Kepercayaan:

Selain mayoritas Muslim, Indonesia juga memiliki penganut agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

3.   Keberagaman Adat Istiadat dan Tradisi:

Setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat dan tradisi yang unik. Contoh: Upacara Ngaben di Bali, Tradisi Tabuik di Sumatera Barat, dll.

 

Tugas Dirumah:

Tanya dan diskusikan dengan orang tuamu, adat dan tradisi yang ada di keluarga kalian (etnis tiong hua/Chinese).

 

Soal Latihan:

1.      Tuliskan nama tokoh yang memiliki sifat-sifat patriotisme dan nasionalisme!

2.      Tulis dan jelaskan yang anda ketahui tentang bante Ashin Jinarakkhita!

3.      Tuliskan 4 nama tokoh-tokoh Agama Buddha yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI!

4.      Tuliskan 5 suku yang ada di Indonesia!

5.      Tuliskan 1 kalimat bijak dari Ir. Soekarno yang popular/terkenal!

Ulangan Harian:

1.       Tuliskan 3 nama tokoh-tokoh Agama Buddha yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI!

2.       Jelaskan pengertian tentang Budaya yang anda ketahui!

3.       Budaya dibagi menjadi 2 macam, tuliskan!

4.       Tuliskan 3 nama suku yang tinggal di provinsi Jambi

5.       Jelaskan pengertian budaya non-benda!

6.       Berikan contoh budaya non-benda yang ada di provinsi Jambi!

7.       Tuliskan 3 nama bangunan Candi yang ada di komplek Candi Muaro Jambi!

8.       Tuliskan tradisi/budaya yang masih dipraktikan dikeluargamu!

9.       Tuliskan makna salah satu tradisi yang masih dipraktikan di keluargamu!

10.    Tuliskan judul lagu yang menjadi peninggalan budaya non benda di kota Palembang provinsi Sumatera Selatan!

 
Aktivitas Pembelajaran:

1.     Diskusi Kelompok:

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan sifat-sifat tokoh pendiri bangsa yang telah dipelajari dan bagaimana mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.     Presentasi Budaya Daerah:

Setiap kelompok diminta untuk membuat presentasi tentang keragaman budaya dari salah satu daerah di Indonesia, mencakup suku, bahasa, adat istiadat, dan tradisi.

3.     Proyek Sosial:

Siswa diajak untuk membuat proyek sosial yang bertujuan untuk mempromosikan dan menghargai keragaman budaya di lingkungan sekolah atau masyarakat.

Penilaian:

1.     Penilaian Diskusi Kelompok: Melihat partisipasi aktif dan pemahaman siswa dalam diskusi kelompok.

2.     Penilaian Presentasi: Menilai kreativitas, keakuratan informasi, dan kemampuan presentasi kelompok.

3.     Penilaian Proyek Sosial: Menilai dampak positif proyek sosial terhadap pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya.

 

Dengan modul ini, diharapkan siswa tidak hanya mengetahui dan memahami sejarah serta keragaman budaya, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.