Modul
1
Struktur
Materi Pelajaran
Materi:
Sifat-Sifat Tokoh Pendiri Bangsa dalam Mempertahankan NKRI serta Keragaman
Budaya di Lingkungan Sosialnya
Tujuan
Pembelajaran:
1.
Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat tokoh pendiri
bangsa yang berperan dalam mempertahankan NKRI.
2.
Siswa dapat memahami pentingnya keragaman budaya dalam
kehidupan sosial.
3.
Siswa dapat menghargai dan menerapkan nilai-nilai
kebangsaan dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi
Pembelajaran:
A.
Sifat-Sifat Tokoh Pendiri
Bangsa dalam Mempertahankan NKRI
1.
Patriotisme dan
Nasionalisme:
·
Soekarno: Memiliki semangat
juang yang tinggi dan selalu memotivasi rakyat untuk mencintai tanah air.
Kata bijak
Soekarno banyak juga yang bisa dijadikan sebagai penyemangat, terutama
penyemangat dalam membela negara. Bagi anak muda, kata bijak Soekarno ini akan
membuat gelora kebangsaan semakin berapi-api.
“Beri aku
1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda
niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Menaklukkan
ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri
sendiri disebut penakluk yang brilian!”
“Belajar tanpa
berpikir tidak ada gunanya, tapi berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!”
“Seribu orang
tua hanya bisa bermimpi, tapi seorang pemuda mampu mengubah dunia!
·
Mohammad Hatta:
Menunjukkan nasionalisme dengan berjuang melalui diplomasi dan pendidikan untuk
memajukan bangsa.
· Tauladan dari seorang Bung Hatta adalah teladan berbangsa
dan bernegera, taat beribadah, demokratis, pandai berorganisasi, penuh etika
dan etiket, ilmuwan, ahli ekonomi, bapak koperasi, tertib, disiplin, tepat
waktu, rapi, bersahaja, jujur, bersih, cerdas, pemikir, tenang, konsekuen dan
santun.

· Soepomo: berperan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) bersama
Muhammad Yamin dan Soekarno. Seorang ahli hukum dan penganut paham negara
kesatuan dalam pembentukan awal negara Indonesia.
·
Muhammad Yamin: berperan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
dan perumusan dasar negara. Menjadi anggota BPUPKI dan panitia Sembilan yang
merumuskan Pancasila dan merancang UUD 1945.
2.
Keberanian dan
Ketegasan:
·
Jenderal Sudirman: Dikenal sebagai pahlawan yang tidak kenal takut dalam
melawan penjajah, meskipun dalam kondisi sakit.
Setiap 10 November, masyarakat Indonesia merayakan Hari
Pahlawan sebagai penghormatan bagi para pejuang kemerdekaan. Salah satu tokoh
yang tak terlupakan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah
Jenderal Sudirman. Berikut ini adalah profil singkat dan perjalanan hidup
Jenderal Sudirman, pahlawan nasional yang sangat dihormati di Indonesia.
Profil Singkat
Jenderal Sudirman
ü Nama: Raden Soedirman
ü
Lahir:
24 Januari 1916 di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga
ü Wafat: 29 Januari 1950 di Magelang,
Jawa Tengah
ü
Orang
Tua: Karsid Kartawiraji (ayah), Siyem (ibu)
ü
Istri:
Alfiah
ü
Anak:
Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti Satyaningrum, Didi
Praptiastuti, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono
Masa Kecil dan Pendidikan
Sudirman lahir dalam keluarga sederhana di desa Bodas
Karangjati, Rembang, Purbalingga. Ayahnya bernama Karsid Kartawiraji dan ibunya
Siyem. Namun, ia lebih sering tinggal bersama pamannya, Raden Cokrosunaryo,
karena kondisi keuangan keluarga yang lebih baik.
Pendidikan Sudirman dimulai di sekolah pribumi HIS
(hollandsch inlandsche school), kemudian pindah ke sekolah Taman Siswa, dan
akhirnya ke Sekolah Wirotomo. Meskipun mengalami kesulitan keuangan, Sudirman
rajin belajar dan aktif dalam organisasi keislaman di lingkungannya.
Masuk Militer dan
Perjuangan Kemerdekaan
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Sudirman
bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Setelah kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan, Sudirman memimpin pasukannya melawan penjajah dengan
perang gerilya. Ia terlibat dalam berbagai pertempuran melawan tentara Belanda
dan Inggris.
Pemimpin TKR dan Panglima Besar TNI
Pada 12 November 1945, Sudirman terpilih sebagai pemimpin
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan dipromosikan sebagai Jenderal. Ia memimpin
pasukan dalam perang gerilya melawan agresi militer Belanda. Meskipun sakit
parah, Sudirman tetap memimpin dengan semangat dan keberanian.
Wafat dan Penghormatan
Sudirman wafat pada 29 Januari 1950 akibat penyakit TBC
yang dideritanya. Namun, pengabdiannya terhadap bangsa Indonesia diakui dengan
penghormatan tertinggi. Beliau dimakamkan dengan prosesi militer dan diangkat
sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Jenderal Sudirman adalah sosok yang tidak hanya berjuang
dalam medan perang, tetapi juga memberikan inspirasi dan semangat bagi rakyat
Indonesia. Perjuangannya untuk kemerdekaan akan selalu dikenang dan dihargai
oleh generasi-generasi Indonesia.
·
Ki Hajar Dewantara: Berani
mendirikan Taman Siswa sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikan kolonial.
· Arti 3 semboyan Ki Hajar Dewantara
·
Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberikan contoh). Ing Madya
Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang
memberikan dorongan semangat). Hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai
pendidikan meluaskan pandangan kita bahwa pendidikan merupakan upaya untuk
memerdekakan manusia.
3.
Kebijaksanaan dan
Kepemimpinan:
·
Sultan Sjahrir:
Memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu memimpin bangsa melalui masa-masa
sulit.
Sutan
Syahrir adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan
Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri
pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14
November 1945 hingga 20 Juni 1947.
·
R.A. Kartini:
Menunjukkan kepemimpinan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan.
Raden Ayu Adipati
Kartini Djojoadhiningrat (21 April 1879 – 17 September 1904) atau
sering disebut dengan gelarnya sebelum menikah: Raden Ajeng Kartini,
adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan
Nasional Indonesia. Kartini adalah seorang pejuang kemerdekaan dan kedudukan
kaumnya, pada saat itu terutama wanita Jawa. Ia mempunyai tanggal lahir yang
sama seperti dr. Radjiman Wedyodiningrat, yakni sama-sama
lahir pada 21 April 1879.
B.
Tokoh Agama Buddha dalam
Mempertahankan NKRI
1.
Kebijaksanaan: Mengambil contoh dari tokoh agama Buddha seperti Bhikkhu
Ashin Jinarakkhita yang mempromosikan kebijaksanaan dalam merawat keberagaman
dan kedamaian.
2.
Toleransi: Belajar dari kebijaksanaan tokoh-tokoh agama Buddha yang
menekankan pentingnya toleransi antarumat beragama dalam menjaga keharmonisan
sosial.
3.
Kedamaian: Meneladani sifat cinta damai dan non-kekerasan yang
diajarkan oleh tokoh-tokoh agama Buddha dalam mempertahankan keutuhan NKRI.
Profil Bante Ashin Jinarakkhita
Ashin Jinarakkhita, terlahir The
Boan An, juga dikenal dengan panggilan Su Kong (23 Januari
1923 – 18 April 2002) merupakan orang Indonesia pertama yang
ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit saat ia
ditahbiskan pada tahun 1953. Dia merupakan salah
satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
Buddhis di Indonesia modern. Selain mempelajari kimia di Groningen, Belanda dia juga mendalami agama Buddha. Pada Juni 1953 ia ditahbiskan dalam
tradisi Mahayana di Jakarta. Pembimbingnya menganjurkan agar ia belajar lebih lanjut
di Myanmar, karena itu pada tahun yang sama ia masuk Sasana
Yeiktha di Yangon untuk belajar meditasi satipatthana di bawah
bimbingan Mahasi
Sayadaw.
Pada tahun berikutnya ia ditahbiskan menjadi bhikkhu dan mengambil nama Ashin Jinarakkhita. Pada
tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja
keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis.
C.
Keragaman Budaya di
Lingkungan Sosial
1. Keberagaman
Suku dan Bahasa:
Indonesia memiliki lebih dari 300 suku
bangsa dengan bahasa daerah yang berbeda-beda. Contoh: Suku Jawa, Suku Batak,
Suku Minangkabau, dll.
2. Keberagaman
Agama dan Kepercayaan:
Selain mayoritas Muslim, Indonesia juga
memiliki penganut agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
3. Keberagaman
Adat Istiadat dan Tradisi:
Setiap daerah di Indonesia memiliki adat
istiadat dan tradisi yang unik. Contoh: Upacara Ngaben di Bali, Tradisi Tabuik
di Sumatera Barat, dll.
Tugas Dirumah:
Tanya dan diskusikan dengan orang tuamu,
adat dan tradisi yang ada di keluarga kalian (etnis tiong hua/Chinese).
Soal Latihan:
1.
Tuliskan nama tokoh yang memiliki sifat-sifat
patriotisme dan nasionalisme!
2.
Tulis dan jelaskan yang anda ketahui tentang bante
Ashin Jinarakkhita!
3.
Tuliskan 4 nama tokoh-tokoh Agama Buddha yang berperan
dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI!
4.
Tuliskan 5 suku yang ada di Indonesia!
5.
Tuliskan 1 kalimat bijak dari Ir. Soekarno yang
popular/terkenal!
Ulangan Harian:
1.
Tuliskan 3 nama tokoh-tokoh Agama Buddha yang berperan
dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI!
2.
Jelaskan pengertian tentang Budaya yang anda ketahui!
3.
Budaya dibagi menjadi 2 macam, tuliskan!
4.
Tuliskan 3 nama suku yang tinggal di provinsi Jambi
5.
Jelaskan pengertian budaya non-benda!
6.
Berikan contoh budaya non-benda yang ada di provinsi
Jambi!
7.
Tuliskan 3 nama bangunan Candi yang ada di komplek
Candi Muaro Jambi!
8.
Tuliskan tradisi/budaya yang masih dipraktikan
dikeluargamu!
9.
Tuliskan makna salah satu tradisi yang masih dipraktikan
di keluargamu!
10.
Tuliskan judul lagu yang menjadi peninggalan budaya non
benda di kota Palembang provinsi Sumatera Selatan!
Aktivitas
Pembelajaran:
1.
Diskusi Kelompok:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
untuk mendiskusikan sifat-sifat tokoh pendiri bangsa yang telah dipelajari dan
bagaimana mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Presentasi Budaya Daerah:
Setiap kelompok diminta untuk membuat
presentasi tentang keragaman budaya dari salah satu daerah di Indonesia,
mencakup suku, bahasa, adat istiadat, dan tradisi.
3.
Proyek Sosial:
Siswa diajak untuk membuat proyek sosial
yang bertujuan untuk mempromosikan dan menghargai keragaman budaya di
lingkungan sekolah atau masyarakat.
Penilaian:
1. Penilaian
Diskusi Kelompok: Melihat partisipasi aktif dan pemahaman siswa dalam
diskusi kelompok.
2. Penilaian
Presentasi: Menilai kreativitas, keakuratan informasi, dan kemampuan
presentasi kelompok.
3. Penilaian
Proyek Sosial: Menilai dampak positif proyek sosial terhadap pemahaman dan
penghargaan terhadap keragaman budaya.
Dengan modul ini, diharapkan siswa tidak hanya
mengetahui dan memahami sejarah serta keragaman budaya, tetapi juga mampu
mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.