Sabtu, 12 Januari 2013

PANDANGAN FILSAFAT REALISME TERHADAP EGOISME PELAJAR PINTAR DI SD SARIPUTRA KOTA JAMBI

PANDANGAN FILSAFAT REALISME
TERHADAP EGOISME PELAJAR PINTAR
DI SD SARIPUTRA KOTA JAMBI
 oleh
Suwito
  
SIKAP EGOISME PELAJAR YANG PINTAR
TERHADAP PELAJAR LAINNYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
DI SD SARIPUTRA KOTA JAMBI DIPANDANG DENGAN FILSAFAT REALISME

1.      PENDAHULUAN
Potensi kecerdasan berhubungan dengan intelektual sedangkan bakat tidak hanya terbatas dengan kemampuan intelektual. Pendapat ini mula-mula dikemukakan oleh United Stated Of Education (Feldhusen, 1994). Bahwa anak berbakat adalah anak yang diidentifikasi oleh orang dengan kualifikasi profesional. Anak-anak yang telah mampu menunjukkan prestasinya dan atau berupa potensi kemampuan dibeberapa bidang seperti:
a.       kemampuan intelegensi umum.
b.      kemampuan akademik khusus( spesifik academik aptitude)
c.       berfikir produktif atau kreatif
d.      kemampuan kepemimpinan.
e.       kemampuan dibidang seni.
f.       kemampuan psikomotorik
Proses mengidentifikasi peserta didik cerdas, istimewa dilakukan dengan pendekatan multidimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar batasan yang digunakan peserta didik yang memiliki dimensi kemampuan pada tarap cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala wechsler). Selain itu juga ada anak cerdas istimewa yang memiliki kesenjangan tinggi diantara domain kemampuannya berdasarkan tes-tes kecerdasan yang baku, prestasi maupun bakat dengan ketimpangan kemampuan kognisi dan kemampuan adaptif serta prestasi dilapangan.

2.      PEMBAHASAN
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realitas berbeda dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monistis. Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak, dan dipihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.
Dipandang dari filsafat pendidikan realisme kesenjangan dan perbedaan sikap pelajar yang pintar terhadap pelajar lainnya dan lingkungan sekolah pada prinsipnya pandangan filsafat realisme menitikberatkan pada kajian suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan sesuai dengan kenyataan yang ada, berdasarkan hal tersebut sikap egoisme merupakan suatu fenomena yang terjadi dilapangan khususnya SD SARIPUTRA Kota Jambi. Penomena ini terjadi disebabkan oleh  kemampuan berfikir kritis dapat mengarah kearah sikap meragukan (skeptis) baik terhadap diri sendiri maupun  terhadap orang lain, kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas-tugas rutin, perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan yang menjurus keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya, kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi mudah tersinggung atau peka terhadap kritik, semangat kesiagaan mental dan inisiatif yang tinggi membuat sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang berlangsung, dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya serta sikap acuh tak acuh dan malas dapat timbul karena pengajaran yang diberikan oleh sekolah kurang megundang tantangan baginya.
Filsafat realisme memandang kesenjangan sikap egoisme peserta didik yang pintar dalam penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa yaitu dengan : (1)  dengan program percepatan (akselerasi); (2) hakikat manusia;(3) hakikat pembangun nasional;(4) tujuan pendidikan;(5) usaha untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut (depdikbud:1994).
Bahan pendidikan yang esensial bagi aliaran filsafat  realisme adalah pengalaman manusia. Yang esensial adalah apa  yang merupakan penyatuan dan pengulangan dari pengalaman manusia. Menurut Aristoteles, terdapat aturan moral universal yang diperoleh dan mengikat manusia sebagai mahkluk rasional. Disekolah sebaiknya perhatian pada mata pelajaran dalam (sabjec matter) namun selain itu sekolah harus menghasilkan individu-individu yang sempurna kesenjangan antara peserta didik yang pintar akan terasa lebih berjarak jika pihak sekolah khususnya para guru yang mengajar agar dapat menyiasati atau mengambil jalan tengah  penanganan hal ini dengan peserta didik yang pintar sebaiknya diajarkan ukuran moral absolut dan universal, sebab apa yang dikatakan baik dan benar untuk keseluruhan peserta didik bukan hanya untuk satu individu atau kelompok tertentu atau anak-anak yang memiliki kecerdasan lebih dari peserta didik yang lainnya. Kebaikan atau kecerdasan tidak datang dengan sendirinya melainkan harus dipelajari dan terapkan.

3.      KESIMPULAN DAN SOLUSI
v  Kesimpulan
a.       Realisme berpendapat bahwa hakikat realitas terdiri atas dunia fisik dan rohani
b.      Potensi kecerdasan berhubungan dengan intelektual, sedangkan bakat tidak terbatas dengan kemampuan intelektual
c.       Kesenjangan antara peserta didik yang pintar teratasi, jika guru memberikan pengarahan dan bimbingan berkenaan sikap egoisme
v  Solusi
Kesenjangan antara peserta didik yang pintar teratasi, jika guru memberikan pengarahan dan bimbingan berkenaan sikap egoisme
Kebaikan atau kecerdasan tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan keterlibatan pihak lain. Misalnya : Orangtua, Guru, Lembaga pendidikan dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar